Desa wisata adalah kawasan pedesaan yang dikembangkan untuk tujuan wisata dengan memanfaatkan potensi lokal seperti keindahan alam, budaya, tradisi, hingga kuliner khas. Wisatawan dapat merasakan kehidupan pedesaan yang autentik sambil menikmati aktivitas berbasis alam dan budaya.
Berwisata ke desa wisata adalah pengalaman unik yang berbeda dari destinasi lainnya. Lokasi wisata ini menawarkan suasana alami, interaksi budaya, dan pengalaman edukatif yang dapat menambah wawasan wisatawan.
Bagi wisatawan, mengunjungi desa wisata mampu memberikan pengalaman unik, meningkatkan wawasan serta menjadi tempat rehat yang nyaman. Wisatawan juga bisa berinteraksi langsung dan merasakan keramahan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara bagi desa wisata tujuan, aktivitas wisata dapat meningkatkan perekonomian warga, mendorong pelestarian budaya dan tradisi lokal, serta meningkatkan infrastruktur dan fasilitas desa. Pengembangan desa menjadi desa wisata juga menjadi bagian dari usaha untuk mendorong wisata berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Mengutip situs Kementerian Pariwisata, hingga saat ini, terdapat 4.812 desa wisata yang terdaftar dalam Jaringan Desa Wisata. Beberapa di antaranya berada di Kabupaten Banyuwangi. Dengan segala potensinya, Banyuwangi telah menjadi rumah yang nyaman bagi aktivitas wisata yang memberikan banyak dampak positif bagi warga lokal.
Salah satunya ditunjukkan Desa Wisata Kampung Kopi Gombengsari. Destinasi ini sangat cocok untuk para pencinta kopi karena salah satu hasil utama di Gombengsari adalah kopi robusta. Namun, tak hanya agrowisata kopi, potensi desa wisata ini juga mencakup peternakan, wisata alam, hingga budaya.
Potensi Desa Wisata Gombengsari
![]() |
Terletak di kaki Gunung Ijen, wilayah Gombengsari berada pada ketinggian 400-650 meter dari permukaan laut, dengan suhu rata-rata 23-30 derajat celsius. Menjadikan udara di desa ini terbilang sejuk dan menyegarkan.
Berkat hal ini pula, Desa Gombengsari memiliki lahan perkebunan yang sangat luas dengan komoditi utama di bidang perkebunan kopi. Dikutip dari situs Jaringan Desa Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, luas perkebunan kopi di sini mencapai 1.998 hektare.
Selain kopi, wilayah ini juga dikenal sebagai penghasil komoditi perkebunan lainnya seperti kelapa, cengkeh, dan hortikultura. Tanaman-tanaman tersebut dijadikan tanaman sisipan di lahan perkebunan kopi rakyat sebagai nilai tambah ekonomi masyarakat.
![]() |
Selain di bidang agrowisata, Desa Wisata Gombeng Sari juga memiliki potensi di sektor peternakan. Bahkan, peternakan dan perkebunan di sini saling mendukung satu sama lain. Hal ini karena tanaman naungan kopi yang digunakan masyarakat merupakan jenis pakan ternak.
Jadi, ketika sudah rimbun, tanaman tersebut dipangkas dan dimanfaatkan untuk pakan ternak. Selanjutnya kotoran ternak kambing yang dihasilkan digunakan pupuk tanaman kopi, sehingga hal ini mengurangi penggunaan bahan pestisida untuk tanaman kopi dan tanaman lainnya.
Jenis ternak yang dikembangbiakan adalah kambing etawa. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati beberapa wisata alam yang tersebar di seluruh desa, seperti Air Terjun Goa Pengantin, Puncak Asmoro, dan Wisata Sumber Manis.
Aktivitas Wisata
Konsep pariwisata yang dilakukan di Gombengsari adalah wisata edukasi yang akan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi pengunjung, khususnya tentang pertanian kopi robusta.
Dimulai dari pengenalan jenis tanaman, pengolahan lahan, perawatan cabang, petik kopi (saat panen), pengolahan hasil panen, belajar memproses kopi secara tradisional (sangrai, menumbuk, sampai menyeduh. Selain itu, ada jua edukasi tentang proses perah susu kambing etawa.
![]() |
Wisatawan juga bisa menyaksikan kesenian masyarakat asli setempat berupa musik patrol dan sepak bola api. Mata pengunjung juga akan dimanjakan dengan tanaman tembakau yang banyak di pekarangan rumah warga.
Selain wisata edukasi, pengunjung juga dapat menikmati pemandangan alam dari Puncak Asmoro. Lokasi ini terbilang unik karena pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang laut. Selain itu, ada air terjun yang bisa dimanfaatkan untuk wahana wisata air.
Desa wisata ini telah menyediakan berbagai fasilitas pendukung untuk menunjang kenyamanan wisatawan, seperti homestay yang dikelola warga, warung kopi, area parkir, dan pemandu wisata lokal. Terdapat pula workshop yang menyediakan pelatihan membuat produk berbasis kopi, seperti sabun kopi dan lilin aroma terapi.
(ihc/irb)