Sayur kubis lumrah ditanam di dataran tinggi. Menjadi pemandangan berbeda ketika petani di Kota Probolinggo menanam kubis di dataran rendah, bahkan di dekat pantai dan kubis itu tetap bisa tumbuh subur.
Ini dilakukan Hariyanto (35) warga Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo yang menanam kubis di dekat pantai atau berjarak kurang lebih 1 kilometer dari pantai Permata Pilang, Kota Probolinggo.
Tanaman kubis milik Hariyanto tetap tumbuh sempurna dan bahkan kubisnya tumbuh dengan ukuran besar. Ini juga tak lepas dari pengalamannya bertani kubis di lereng Gunung Bromo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hariyanto mengatakan dalam menanam kubis di dekat pantai Permata Pilang dirinya tidak ada treatment khusus untuk merawatnya. Dia hanya perlu mengawasi soal serangan hama.
"Bedanya cuma kalau di dataran tinggi itu cukup penyiramannya memanfaatkan embun pagi atau kabut. Sedangkan kalau di dataran rendah setiap lahan harus diberi parit dan disiram seminggu 2 kali," kata Hariyanto, Senin (2/12/2024).
Selain itu, katanya, usia tanam kubis di 2 daerah itu berbeda. Untuk dataran tinggi, masa tanamnya itu hanya 60 hari, sedangkan di dataran rendah bisa 80 sampai 90 hari.
"Bedanya cuma saat masa panen saja, kalau di dataran rendah itu lebih lama panennya dan juga perlu pengawasan ekstra, khawatir ada ulat yang masuk. Jadi harus menyediakan pengobatan," ungkapnya.
Ketua Pokdarwis Kecamatan Pilang, Suraji mengatakan saat ini di sekitar wisata Pantai Permata Pilang mulai banyak petani yang menanam kubis mengikuti jejak Hariyanto. Dia berharap ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
"Setahu saya sayur mayur kubis ini hanya bisa ditanam di dataran tinggi seperti pegunungan, tapi ternyata bisa di dataran rendah. Semoga untuk ke depann makin banyak bermunculan petani sayur agar bisa berdampak ke wisata juga," kata Suraji.
(dpe/fat)