Gunung Lawu terletak di antara dua provinsi, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Secara administratif, gunung ini masuk ke beberapa kabupaten: Ngawi, Magetan, dan Karanganyar.
Gunung Lawu jadi salah satu tujuan favorit untuk wisata maupun pendakian. Lanskap alamnya yang asri nan mempesona sangat memanjakan mata siapa saja yang memandangnya.
Tapi tahukah kamu, Gunung Lawu menyimpan sejumlah fakta menarik lho. Penasaran? Simak pada uraian di bawah ya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta Menarik Gunung Lawu
Sebelum berwisata ataupun mendaki ke sana, kamu bisa cek terlebih dahulu fakta-fakta tentang Gunung Lawu. Ada apa saja? Berikut fakta menarik Gunung Lawu di
1. Termasuk Gunung Tertinggi di Pulau Jawa
Gunung Lawu memiliki ketinggian 3.256 meter di atas permukaan laut (mdpl). Uniknya juga, gunung ini punya tiga puncak, yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah. Puncak tertingginya adalah Hargo Dumilah yang ditandai dengan tugu triangulasi.
Dengan ketinggiannya, Gunung Lawu menempati posisi ke-6 gunung tertinggi di Pulau Jawa, merujuk catatan detikEdu.
2. Status Gunung Lawu Masih Aktif
Gunung Lawu merupakan gunung berapi berstatus 'istirahat' karena telah lama tidak menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Meski begitu, sebenarnya status Gunung Lawu itu masih aktif.
Dikutip dari situs resmi Karanganyar Kab, Gunung Lawu tergolong gunung api tipe B. Gunung api tipe ini tidak mengalami erupsi magmatik setelah tahun 1600-an. Walau begitu, masih memperlihatkan gejala seperti adanya solfatara yang mengeluarkan gas belerang.
Gunung api tipe B diketahui bisa mengalami erupsi kembali bahkan setelah ratusan tahun mengalami dorman (istirahat). Sekalinya kembali meletus, intensitas letusan gunung ini bisa lebih besar.
Erupsi terakhir Gunung Lawu tercatat terjadi pada 28 November 1885. Hingga sekarang, gunung ini dilaporkan tidak mengalami erupsi. Namun itu bukan berarti bahwa gunung ini tidak akan bisa meletus lagi ya.
3. Terdapat 4 Jalur Pendakian
Terdapat empat jalur pendakian Gunung Lawu yang umum dilewati oleh para pendaki. Keempatnya adalah Cemoro Kandang, Candi Cetho, Cemoro Sewu, dan Singolangu.
Keempat lintasan pendakian memiliki keunikannya masing-masing, Dikutip dari web Kabupaten Magetan, medan pendakian ke Gunung Lawu via Cemoro Kandang tidak terlalu curam dibandingkan Cemoro Sewu dan Candi Cetho. Sehingga jalur tersebut lebih ramah bagi pendaki, termasuk pemula.
Jalur Singolangu disebutkan sebagai lintasan pendakian Gunung Lawu tertua di antara lainnya. Hal ini karena jalur tersebut diyakini sebagai tapak tilas Prabu Brawijaya V ketika pergi ke gunung itu untuk menghindar dari kejaran pasukan Raden Fatah.
Pendaki yang melewatinya akan melihat sejumlah situs yang dipercaya sebagai petilasan Prabu Brawijaya V di sepanjang jalur Singolangu.
4. Keberadaan 2 Komplek Candi
Di kawasan Gunung Lawu terdapat dua komplek percandian, yakni Candi Sukuh dan Candi Cetho. Kedua candi memiliki bangunan berbentuk teras berundak.
Candi Sukuh terletak di lereng barat Gunung Lawu pada ketinggian 910 mdpl. Lokasinya di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Berdiri di lahan dengan sudut kemiringan 120 derajat dan bangunannya berorientasi ke arah timur.
Sementara Candi Cetho berada di ketinggian 1496 mdpl, tepatnya di Desa Gumeng, Jenawi, Karanganyar. Candi ini dibangun di lahan dengan sudut kemiringan 150 derajat, dan juga bangunannya berorientasi ke arah timur, dikutip dari publikasi milik Pustaka Unpad.
5. Ada Warung Tertinggi di Indonesia
Menariknya juga, di gunung ini terdapat sebuah warung yang dikenal sebagai warung tertinggi di Indonesia. Ialah Warung Mbok Yem yang terletak di puncak Gunung Lawu.
Mbok Yem, pemilik warung, merupakan warga setempat. Ia menjual makanan dan minuman untuk para pendaki. Warung yang didirikannya disebut sebagai penyelamat para pendaki yang kehabisan logistik.
6. Keberadaan Jalak Lawu
Di Gunung Lawu terdapat burung endemik yang dinamakan Jalak Lawu. Burung ini kerap muncul pada sore hari di kawasan pos 2 yang berada di ketinggian 700 mdpl.
Jalak Lawu yang dikenal juga dengan Jalak Gading memiliki mitos tersendiri. Dikutip dari buku Mitos Gunung Lawu dalam Masyarakat Jawa karya Supriyanto, burung ini dipercaya sebagai jelmaan dari Wongso Menggolo.
Wongso Menggolo adalah abdi setia Raja Brawijaya V. Konon, ia diamanatkan tugas dari rajanya untuk menjaga dan menolong anak keturunan Brawijaya ketika mendaki Gunung Lawu.
7. Punya Banyak Tempat Sakral
Merujuk catatan detikJatim, Gunung Lawu memiliki banyak tempat yang disakralkan. Sejumlah tempat ini bahkan kerap didatangi peritual.
Supriyanto, Kepala Resort Pemangkuan Hutan Sarangan, membeberkan bahwa lokasi sakral ini mencakup berbagai situs hingga gua yang dijadikan untuk tempat bersemedi.
Di puncak Lawu, katanya, terdapat dua tempat sakral, yakni Gua Inten dan Gua Slarong. Sebagian tempat lainnya yakni Jolotundo, Khayangan, puncak Hargo Tiling dan Hargo Purso, Sendang Macan, Sambernyowo, Sendang Celeng, Lumbung Selayur, Gupak Menjangan, Sendang Drajat, dan Sabdo Palon.
8. Terkenal Angker
Gunung Lawu dikenal sebagai gunung angker. Karena itu, siapa saja yang mendaki gunung ini diharap menjaga sopan santun perbuatan dan perkataannya. Di sisi lain, banyak mitos yang beredar tentang gunung ini.
Salah satu mitos yang terkenal yaitu mengenai pasar setan. Konon, pasar setan ini muncul pada malam Jumat. Tak sedikit masyarakat setempat maupun pendaki bisa melihat serta merasakan hiruk pikuk pasar tersebut yang seperti sungguhan.
Bahkan kabarnya, makhluk gaib di sana terkadang sampai ada yang mengajak para pendaki bertransaksi selayaknya di pasar.
Nah, itu doa sederet fakta tentang Gunung Lawu yang berada di antara Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
(azn/fds)