Desa Wisata Edelweiss Wonokitri merupakan satu-satunya desa wisata yang menawarkan daya tarik utama berupa bunga edelweiss atau yang kerap disebut bunga abadi. Desa yang lokasinya dekat Gunung Bromo ini wajib dikunjungi pencinta tanaman dan alam.
Pada tahun 2023, desa ini masuk Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dan menjadi satu di antara 75 desa wisata terbaik di Indonesia.
Tertarik berkunjung ke Desa Wisata Edelweiss? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Desa Wisata Edelweiss Wonokitri
Desa Wisata Edelweiss Wonokitri berada di Desa Wonokitri, RT 04 RW 03, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Seperti namanya, di desa ini menyuguhkan view bunga edelweiss yang indah. Jenis bunga ini menjadi salah satu tanaman yang dilindungi negara.
Meski dilindungi, namun kelompok pengelola desa wisata ini telah memperoleh izin untuk membudidayakannya. Selain sebagai konservasi budidaya, bunga edelweiss juga berkaitan dengan budaya masyarakat Desa Wonokitri yang banyak dihuni Suku Tengger. Bunga ini dinilai sakral dan digunakan untuk beberapa upacara adat masyarakat desa.
Alasan konservasi dan budaya tersebut menjadi latar belakang berdirinya Desa Wisata Edelweiss. Alhasil, desa ini menarik minat masyarakat luar Desa Wonokitri. Bahkan, menjadi salah satu destinasi wisata di Desa Wonokitri.
Di sini, pelancong akan disuguhkan panorama alam yang eksotis dan mendapat pengalaman budidaya edelweiss.
![]() |
Fasilitas Desa Wisata Edelweiss
Fasilitas yang ada di desa wisata edelweiss cukup lengkap. Mulai dari tersedianya areal parkir, ATM, balai pertemuan, kamar mandi umum, musala, kios souvenir hingga Wi-Fi area.
Selain itu, bagi wisatawan yang ingin bersantai menikmati makanan dan minuman, di desa ini ada tempat kuliner, cafetaria dan tempat makan.
Tak hanya itu, pengunjung yang ingin mengabadikan momen liburan, di sini juga disediakan fasilitas selfie area dan spot foto.
![]() |
Wisata Alam Taman Edelweiss
Taman Edelweiss Desa Wonokitri menjadi destinasi wisata baru yang menawarkan pengalaman berbeda dari tempat wisata lain. Wisata alam ini memberikan pengalaman pada wisatawan yaitu cara membudidayakan edelweiss.
Pengarahan budidaya bunga ini dimulai dengan penjelasan cara memilih biji bunga siap panen. Hingga, penjelasan mengenai cara penanaman bunga.
Sementara itu, wisata taman edelweiss berkonsep ecopark. Yakni berfokus pada pengelolaan taman yang ramah lingkungan dan penggunaan sumber daya alam. Sedangkan, fungsi wisata ini yaitu untuk rekreasi dan edukasi bagi pelancong.
![]() |
Cafe Edelweiss
Bagi pengunjung yang ingin bersantai, cafe edelweiss dapat menjadi pilihan. Di cafe ini tersedia bermacam makanan dan minuman dengan harga miring.
Sambil menikmati hidangan, pengunjung akan disuguhkan pemandangan hamparan bunga edelweiss. Tentunya, view ini dapat dimanfaatkan wisatawan untuk berfoto.
One Day Being Tengger People
Di Desa Wisata Edelweiss, menawarkan kegiatan "One Day Being Tengger People". Kegiatan ini menjadikan pengunjung sebagai penduduk masyarakat Tengger dalam sehari.
Aktivitas yang dilakukan adalah berpartisipasi dalam upacara adat. Hal yang disiapkan sebelum upacara dimulai yaitu sesajen dan simbolik patung raksasa.
Nantinya, wisatawan akan diajak dalam persiapan keperluan upacara dengan membawa bunga edelweiss. Selain itu, mereka juga akan mengikuti upacara dari awal hingga selesai.
![]() |
Budidaya Tanaman Edelweiss
Dalam kegiatan budidaya di wisata ini, pelancong akan terjun langsung dalam praktik kegiatannya. Supaya mereka memperoleh pengalaman baru dari praktik budidaya bunga edelweiss.
Proses budidaya ini terbilang mudah, sebab dibantu oleh pemandu yang kompeten. Hal ini, akan membuat wisatawan lebih mudah paham cara budidaya yang benar.
Selain itu, rangkaian kegiatan budidaya bunga edelweiss di Desa Wonokitri meliputi:
- Memilah biji bunga edelweiss.
- Menabur benih bunga di media tanam.
- Mengenal jenis-jenis bunga edelweiss di Desa Wonokitri.
- Belajar membuat souvenir dengan bahan utama bunga edelweiss.
Artikel ini ditulis oleh Najza Namira Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(hil/fat)