Festival Ngrandu Buko, Destinasi Ngabuburit Asyik di Banyuwangi

Festival Ngrandu Buko, Destinasi Ngabuburit Asyik di Banyuwangi

Eka Rimawati - detikJatim
Rabu, 13 Mar 2024 14:29 WIB
Destinasi Ngabuburit asik di Banyuwangi
Festival Ngrandu Buko/Foto: Istimewa (Dok Pemkab Banyuwangi)
Banyuwangi -

Berburu takjil menjadi aktivitas ngabuburit asyik saat puasa ramadan. Di Banyuwangi, aneka jajanan takjil bisa dijumpai pada Festival Ngrandu Buko.

Festival yang digelar setiap bulan Ramadhan ini, menjadi destinasi ngabuburit asik yang selalu dinanti warga Blambangan. Bagi pemerintah Banyuwangi, festival ini menjadi momentum untuk menggeliatkan perekonomian warga dan para pelaku UMKM.

Ngrandu Buko berasal dari bahasa Osing (Suku asli Banyuwangi), yang artinya menunggu waktu berbuka. Pasar takjil ini digelar sebulan penuh mulai pukul 15.00 hingga 21.00.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan warga dan UMKM terlibat dalam festival yang digelar serentak di 39 titik seluruh kelurahan dan desa-desa se-Banyuwangi hingga 9 April 2024 mendatang dengan melihat 1.354 UMKM.

"Berburu takjil ini sudah menjadi tradisi kita saat Ramadan. Momentum ini kita tangkap untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat membuka festival tersebut, di Jalan Letjen Sutoyo, Kecamatan Banyuwangi, Selasa (12/3/2024) sore.

ADVERTISEMENT

Aneka kuliner dari makanan tradisional hingga makanan kekinian dijajakan di sana. Mulai dari makanan khas Banyuwangi seperti patola, pisang precet, hingga aneka minuman segar seperti es blewah dan es teler.

Selain aneka kuliner, sejumlah lokasi pasar takjil juga akan menyuguhkan atraksi bernuansa islami untuk menghibur para pengunjung.

"Ini upaya memberikan ruang bagi pelaku UMKM agar mereka bisa meraih rezeki di bulan Ramadhan. Kami instruksikan kepada semua camat, lurah, hingga kepala desa, untuk memfasilitasi pasar takjil di wilayah masing-masing," kata Ipuk.

"Tidak hanya pelaku usaha, namun banyak warga biasanya juga mengambil kesempatan ini untuk menambah pemasukan dengan menjual kuliner rumahan. Karena itu momen Ramadan harus dimaksimalkan," tambahnya.

Ipuk berpesan agar pelaksanaan pasar takjil dikoordinasikan dengan baik, sehingga tidak menimbulkan kemacetan serta penumpukan sampah.

"Setiap pedagang wajib menyediakan tempat sampah. Kami juga mengimbau agar pengunjung membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik," pesan Ipuk.

"Makanan dan minumannya juga harus dipastikan aman dan menyehatkan. Para camat harus berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk melakukan pemeriksaan secara berkala," tegasnya.

Dalam festival ini, baik pedagang maupun pembeli didorong untuk melakukan transaksi secara non tunai (cashless). Seluruh UMKM telah difasilitasi QRIS untuk mendorong tumbuhnya ekonomi digital.




(erm/fat)


Hide Ads