Taman Nasional Baluran merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang dapat dijumpai di kawasan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Kawasan wisata ini menjadi sangat populer di kalangan wisatawan karena memiliki sejumlah pesona yang tidak bisa dilewatkan.
Penamaan kawasan taman nasional ini diambil berdasarkan nama gunung yang berada di kawasan tersebut, yaitu Gunung Baluran. Sebelumnya, Taman Nasional Baluran ditetapkan sebagai wilayah hutan lindung pada 1930 oleh Direktur Kebun raya Bogor bernama K.W. Dammerman. Hingga akhirnya, pada 6 Maret 1980, Menteri Pertanian mengukuhkan tempat ini sebagai taman nasional.
Untuk dapat menjelajahi kawasan Taman Nasional Baluran, wisatawan perlu merogoh kocek Rp 5-7,5 ribu per orang atau per hari. Apabila datang secara rombongan minimal 10 orang, wisatawan akan dikenakan biaya lebih murah yakni Rp 3-4,5 ribu per orang atau per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spot Menarik Taman Nasional Baluran Situbondo
Taman Nasional Baluran terbentang seluas 25.000 hektare, yang mana di dalamnya terdapat berbagai spot menarik yang wajib dikunjungi. Mulai dari goa peninggalan Jepang, hutan Evergreen, hingga Padang Savana. Berikut ini detikJatim rangkum beberapa spot menarik di Taman Nasional Baluran.
1. Goa Jepang
Di gerbang masuk menuju Taman Nasional Baluran, kamu dapat menjumpai salah satu bangunan peninggalan bersejarah, yaitu Goa Jepang. Keberadaan wisata bersejarah ini menjadi saksi bisu bangsa Jepang menjajah wilayah tersebut.
Sebelumnya, goa seluas 12 meter persegi itu dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan perlengkapan persenjataan dan benteng pertahanan tentara Jepang. Apabila memasuki kawasan Batangan, yakni pos pertama, sebaiknya tidak melewatkan pesona goa cantik di area depan kantor balai Taman Nasional Baluran ini.
2. Hutan Evergreen
Hutan ini merupakan jalan satu-satunya yang dilewati jika kamu ingin pergi ke Padang Savana. Di sini, para pengunjung akan disuguhkan pemandangan hijau pepohonan tropis yang tumbuh menjadi habitat bagi berbagai spesies hewan.
Wisatawan disarankan berkunjung pada saat bulan Januari hingga Februari. Sebab, hutan Evergreen menyimpan pesona luar biasa di waktu tersebut.
3. Savana Bekol
![]() |
Setelah melewati hutan Evergreen, kamu dapat melanjutkan perjalanan wisata di Savana Bekol. Area ini merupakan spot utama yang wajib dikunjungi karena di sini kamu dapat merasakan sensasi safari seperti di Afrika.
Selama berada di Padang Savana tersebut, wisatawan dapat mengabadikan keindahan alam pepohonan besar di tengah padang rumput berlatar gunung dan satwa liar.
Pada musim hujan, wisatawan akan disuguhkan pemandangan serba hijau. Apabila melakukan kunjungan pada musim kemarau, wisatawan dapat menikmati padang rumput Baluran yang terlihat meranggas.
4. Menara Pandang
Wisatawan juga tidak boleh melewatkan spot menarik yang satu ini, yaitu Menara Pandang. Di sini, kamu dapat menjumpai pemandangan padang rumput dari ketinggian.
Terlebih menara ini dirancang khusus agar memudahkan para pengunjung mengamati seluruh satwa liar di Savana Bekol. Mulai dari ayam hutan, kijang, rusa, merak, kerbau liar, banteng liar, bahkan segerombolan rusa.
Hanya saja, dikarenakan beberapa satwa terancam punah, perlu diperhatikan kembali supaya wisatawan memiliki kesadaran tinggi, dan kepedulian untuk senantiasa menjaga lingkungan sekitar.
5. Pantai Bama Baluran
![]() |
Setelah berkeliling area di atas, kamu dapat bersantai sejenak di salah satu spot paling populer di Taman Nasional Baluran, yakni Pantai Bama. Untuk mendatangi tempat ini, kamu perlu menempuh jarak sekitar 3 kilometer dari Savana Bekol.
Pantai ini masih alami, sehingga fasilitas seperti sinyal atau listrik masih belum memadai. Apabila ingin bersantai lebih lama lagi, wisatawan dapat memesan penginapan yang tersedia di sekitar lokasi.
6. Dermaga Mangrove Bama
Tidak hanya menyuguhkan pemandangan pasir putih yang masih bersih, Pantai Bama Baluran juga memiliki sebuah dermaga yang diberi nama Dermaga Mangrove Bama.
Letaknya sekitar 100 meter dari bagian pantai menuju ke arah selatan. Apabila wisatawan ingin berkunjung ke dermaga tersebut, maka diharuskan melewati jalan setapak terlebih dahulu yang berada dalam hutan mangrove.
Dari dermaga tersebut, kamu akan menjumpai pemandangan laut dan pepohonan mangrove yang tampak terawat. Oleh karena itu, spot ini sangat cocok bagi kamu yang ingin berfoto-foto.
7. Perairan Bama
Pesona Pantai Bama tidak hanya dikenal karena keelokan pemandangan matahari tenggelamnya. Tetapi juga menjadi salah satu spot terbaik karena memiliki perairan yang sangat cocok untuk snorkeling.
Bagi para pecinta snorkeling, kamu dapat melakukan aktivitas tersebut tanpa harus menyewa perahu. Wisatawan dapat langsung menuju ke tengah laut dengan jarak sekitar 100-200 meter untuk menikmati pemandangan bawah laut.
Apabila merasa kurang puas, kamu dapat menyewa perahu. Sehingga kamu dapat menikmati keindahan alam bawah laut di perairan yang lebih dalam.
8. Pantai Bilik Sijie
Selain Pantai Bama, wisatawan akan menemukan Pantai Bilik Sijie di sini. Pantai ini memiliki gelombang ombak yang begitu tenang dan tampak begitu cantik, terutama ketika matahari tenggelam.
9. Pantai Balanan
![]() |
Pantai Balanan menjadi spot yang jarang dijumpai wisatawan karena lokasinya cukup tersembunyi. Letaknya tidak jauh dari Pantai Bama, bahkan wisatawan dapat menempuhnya hanya dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer menuju ke arah barat.
Rasa lelah di perjalanan akan terbayar dengan pemandangan alam yang sangat mempesona di Pantai Balanan, yang memiliki hamparan pasir putih bersih. Wisatawan juga dapat melihat terumbu karang yang terlihat jelas karena air pantai tersebut sangat jernih dan tidak tercemar.
10. Pantai Pandeyan
Terakhir, Pantai Pandeyan menjadi spot yang wajib dikunjungi apabila masih ingin menghabiskan waktu lebih lama di Taman Nasional Baluran. Pantai ini tidak kalah cantiknya dengan jajaran pantai sebelumnya.
Keindahan pemandangan langit, terutama ketika matahari terbit dan senja. Letaknya berada di sebelah timur Taman Nasional Baluran. Hingga kini, Pantai Pandeyan menjadi pusat kehidupan dan mata pencaharian para nelayan lokal.
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)