Universitas Pertahanan Kepincut dan Akan Riset Strategi Pariwisata Banyuwangi

Universitas Pertahanan Kepincut dan Akan Riset Strategi Pariwisata Banyuwangi

Eka Rimawati - detikJatim
Minggu, 05 Nov 2023 04:00 WIB
Universitas Pertahanan berkunjung ke Banyuwangi
Universitas Pertahanan berkunjung ke Banyuwangi untuk mempelajari tentang wisata Banyuwangi (Foto: Istimewa)
Banyuwangi -

Kemajuan Pariwisata di Banyuwangi yang pesat membuat penasaran akademisi dari Universitas Pertahanan (Unhan). Melalui riset mendalam, mereka akan mempelajari strategi pemajuan pariwisata di bumi Blambangan.

Ketua Dewan Guru Besar Unhan Laksamana TNI (Purn) Prof Marsetio mengatakan Banyuwangi merupakan daerah yang mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang, termasuk salah satunya pariwisata. Karena itu pihaknya ingin mendalami tentang bagaimana upaya-upaya daerah mewujudkan kemajuan tersebut.

"Salah satu alasan kami melakukan penelitian di Banyuwangi karena kami nilai Banyuwangi merupakan daerah yang memiliki kebijakan yang cukup baik terkait pariwisata," ujar Marsetio saat bertemu dengan Bupati Ipuk di Lounge Pelayanan Publik, Kantor Bupati Banyuwangi, Sabtu (5/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu tim dosen peneliti Unhan Dr. Bayu Asih Yulianto yang turut dalam rombongan menambahkan, selain mendalami implementasi kebijakan pariwisata Banyuwangi, Unhan juga akan memberikan sejumlah rekomendasi untuk pengembangan pariwisata Banyuwangi.

"Salah satunya kami akan melakukan kajian pengembangan wisata bahari di Banyuwangi dengan mempertimbangkan potensi wisatawan yang berasal dari Bali. Analisis dilakukan terhadap kemungkinan integrasi paket wisata Banyuwangi dan Bali Barat demi peningkatan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Menyambut baik, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan bahwa Banyuwangi sengaja memilih sektor pariwisata sebagai lokomotif mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan pariwisata, Banyuwangi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor lainnya.

"Kebijakan pariwisata ini menjadi umberella bagi pembangunan di Banyuwangi. Di mana, tidak hanya Dinas Pariwisata yang mengurusnya. Tapi, semua SKPD juga turut serta mengambil peran untuk mewujudkan hal tersebut," ungkap Ipuk.

"Pertumbuhan pariwisata tersebut berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan dan penurunan angka kemiskinan," tambahnya.

Sebagai contoh, Pemkab Banyuwangi konsisten menolak izin pendirian hotel kelas, dengan alasan memproteksi iklim usaha rakyat. Kebijakan ini mengafirmasi tumbuhnya homestay-homestay di desa yang dikelola oleh warga.

"Dengan cara tersebut, secara perlahan ekonomi di daerah mulai bergeliat. Kunjungan wisatawan Banyuwangi dari tahun 2010 sekitar 670 ribu, kini terus melonjak tajam. Bahkan pada tahun 2018 dan 2019 sempat tercatat 5 juta wisatawan berlibur ke Banyuwangi. Pendapatan perkapita rakyat Banyuwangi yang semula tahun 2010 Rp 20,86 juta per tahun kini (2023) menjadi Rp 53,87 juta per tahun," terang Ipuk detail.

Sejalan dengan pertumbuhan sektor pariwisata, angka kemiskinan dapat ditekan dari 11,25% pada tahun 2010 turun menjadi 7,34% di tahun 2023.




(erm/iwd)


Hide Ads