Di tengah maraknya kafe dan restoran bergaya minimalis, terdapat sebuah kafe di barat Kota Surabaya yang mengusung konsep urban vintage coffee shop. Kafe ini juga dilengkapi galeri seni bernama Omah Wasik.
Omah Wasik didesain dengan sangat teliti untuk menciptakan suasana tahun 1950-an yang autentik. Dinding kafe dihiasi poster-poster lama, papan reklame klasik, dan koleksi barang-barang antik. Pengunjung juga dapat bersantai di gazebo joglo, kursi retro, dan meja-meja kayu dengan sentuhan ornamen khas.
Dibandingkan kafe lain, Omah Wasik berani tampil berbeda dengan konsep dan arsitektur bangunan klasik. Omah Wasik terbagi menjadi tiga area, yaitu Galeri Wasik, Wasik Merchandise & Tattooing, dan Kafe Omah Wasik. Tiga area ini menciptakan pengalaman yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dandu, owner Kafe Omah Wasik, mengungkapkan bahwa kafe ini sudah berdiri sejak tahun 2012. Berdirinya kafe ini berawal saat ia memperhatikan desain-desain kafe yang menurutnya monoton dan itu-itu saja.
Hingga akhirnya, pria lulusan desain grafis ini tercetus membangun kafe yang memberikan pengalaman berbeda untuk pengunjung karena mengusung konsep tempo dulu.
"Pada saat itu lihatnya kok warung makan pada standar kayak gitu-gitu aja, jadi aku pengen nyari yang beda, dan kenapa namanya Wasik itu juga artinya warung klasik, jadi makanya konsepnya klasik juga," jelas Dandu saat ditemui detikJatim, Jumat (13/10/2023).
![]() |
Dandu menjelaskan, Omah Wasik dulunya berlokasi di Jalan Pakis Tirtosari 3 Nomor 4a, tepatnya di belakang Gedung Juang 45 atau seberang Ciputra Mall. Namun, pada 2021, ia memutuskan menggabungkan Kafe Omah Wasik dengan rumah tempat tinggalnya di Jalan Dukuh Kupang Timur XVII No 22 Surabaya.
Kafe ini tak hanya menampilkan dekorasi retro yang memikat, tetapi juga memanjakan pengunjung dengan menu makanan dan minuman yang menggabungkan cita rasa khas Bali yang otentik.
"Kebetulan istri orang asli Singaraja Bali, jadi yaudah kami memutuskan konsep menunya juga makanan Bali. Selain itu, ibu dari istriku juga suka masak jadi mereka belajar dengan dikasi menu, terus sekarang warung yang kelola juga istri, saya di galeri," terangnya.
Baca juga: 10 Kafe Unik di Jalan Tunjungan Surabaya |
Menu yang tersedia di Omah Wasik sangat beragam, mulai dari minuman hingga makanan tradisional khas Pulau Bali. Seperti nasi jinggo, nasi ayam betutu, hingga kopi Singaraja, yang cocok disantap dengan keluarga maupun teman-teman.
Ada juga menu yang tak boleh dilewatkan, yaitu rujak kuah pindang. Bagaimana tidak? Dari namanya saja, sudah mengundang rasa penasaran bukan. Jika biasanya rujak menggunakan bumbu kacang, kuliner khas Bali ini menggunakan kuah dari kaldu ikan.
Aroma amis dari kaldu ikan berpadu pedasnya cabai rawit, lalu diadu dengan asam segarnya buah-buahan. Rasa dan aromanya yang khas membuat orang yang pertama kali mencicipinya akan merasa aneh. Namun, jika sudah menghabiskan satu piring, bisa-bisa malah jadi doyan.
"Menu best seller di sini ada nasi jinggo yang komplit dan rujak kuah pindang, dan orang banyak ke sini juga karena jarang yang jual, rata-rata kan pasti jual non halal, kalo di sini kami semuanya halal," ucap Dandu.
OmahWasik pun menawarkan galeri seni yang di dalamnya terdapat berbagai macam lukisan serta barang-barang antik. Mulai dari motor, kamera, mainan, jam, hingga mesin jahit tua.
![]() |
Dandu mengungkapkan, barang-barang tersebut merupakan koleksinya, di mana dia memang suka membeli barang bekas. Omah Wasik juga tak memungut biaya untuk pengunjung yang ingin masuk sekedar melihat barang antik yang dipamerkan di dalam galeri seni miliknya.
"Dulu itu ya, aku suka desain, aku juga suka koleksi dan beli barang-barang vintage, terus tak lihat lama-lama sayang, jadi coba jual dan ternyata laku juga lumayan, akhirnya pas pindah tak buatkan galeri sendiri," jelasnya.
Pengunjung bisa menikmati keindahan lukisan dan keautentikan barang-barang antik sambil mencoba menu makanan rumahan Omah Wasik. Kafe ini buka mulai pukul 10.00-22.00 WIB, biasanya kafe mulai ramai dikunjungi pada jam 15.00 sampai tutup.
Kebanyakan orang yang berkunjung ke kafe ini datang untuk berkumpul dan berbincang-bincang dengan orang terdekat. Jangan heran, suasananya memang terasa seperti rumah.
"Cozy banget sih tempatnya, mereka bikin outdoor tapi nggak panas sama sekali, malah sejuk di sini, jadi lebih santai buat ngobrol. Selain itu, kita jadi bisa coba makanan Bali, jadi ya beda aja," ucap Tyas, salah satu pengunjung kafe.
Omah Wasik menjadi contoh sempurna bagaimana pengalaman kuliner dapat jadi nostalgia. Dengan dekorasi vintage yang menarik dan menu khas Bali yang lezat, kafe ini menjadi daya tarik bagi pengunjung yang mencari kombinasi unik antara makanan dan suasana Bali yang autentik.
(irb/dte)