Apakah detikers pernah berkunjung ke Museum Sepuluh Nopember Surabaya? Pada hari dan momen tertentu, ada suguhan anti-boring di museum tersebut.
Museum ini berada di area yang sama dengan monumen Tugu Pahlawan, Jalan Pahlawan, Kecamatan Bubutan, Surabaya. Tepatnya di bawah tanah Tugu Pahlawan.
Pantauan detikJatim pada Jumat (8/9/2023), wisatawan terutama pelajar berbondong-bondong mengunjungi Museum Sepuluh Nopember. Datta, selaku pemandu wisata mengatakan ada beberapa cara untuk mempromosikan Museum Sepuluh Nopember.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi gini, macem-macem ya mulai dari sosmed yang kita selalu aktifkan kemudian rangkaian-rangkaian kegiatan yang kami lakukan secara rutin, baik itu bulanan, mingguan, maupun tahunan," kata Datta kepada detikJatim.
Datta menuturkan cara promosi yang pertama dilakukan oleh pihaknya yakni mengadakan pameran bersama. Pameran bersama ini turut menggandeng beberapa museum yang ada di luar Surabaya, guna mengenalkan museum ke masyarakat Surabaya.
"Jadi, ada beberapa kegiatan yang sebetulnya pameran bersama. Kami mengundang beberapa museum dari luar Surabaya untuk pameran di Museum Sepuluh Nopember. Jadi, tujuannya untuk membiasakan orang atau mengenalkan museum ke masyarakat Surabaya," paparnya.
![]() |
Upaya promosi berikutnya yakni melalui kegiatan teatrikal. Kegiatan ini dilakukan rutin setiap dua pekan sekali, yang mana turut melibatkan komunitas sejarah. Teatrikal ini, diungkapkan Datta, menceritakan serangkaian kisah perjuangan di Surabaya.
"Itu dilakukan setiap minggu kedua dan juga minggu keempat di setiap bulannya. Kami menggandeng beberapa komunitas sejarah, kami mengundang mereka untuk bermain teatrikalnya di lapangan tengah situ," ujarnya.
Selain pameran bersama dan teatrikal, pengunjung bisa menyaksikan kegiatan rutin bulannya yang ada dari Agustus hingga Desember. Datta pun turut merinci kegiatan rutin bulanan yang diselenggarakan Museum Sepuluh Nopember.
"Kayak bulan Agustus, itukan Agustusan kemudian September itu ada G30S/PKI, orang-orang pengen lagi mendalami kisah perjuangannya meskipun di sini enggak ada kisahnya. Tapi orang kan lebih condong ke tempat-tempat yang ada hubungan dengan sejarah-sejarah. Kemudian, September-Oktober ada Sumpah Pemuda sama November apalagi," tambahnya.
Tak hanya itu, Datta juga mengungkapkan munculnya media sosial sangat berperan besar dalam menarik para pengunjung. Di mana promosi dilakukan oleh para pengunjung museum.
"Alhamdulillahnya dengan bantuan sosmed yang semakin masif, museum-museum kami mulai mendapatkan atensi lebih dari masyarakat Surabaya," terang Datta.
![]() |
"Saya sempet tanya beberapa tamu itu 'Tahu dari mana?' jawabnya dari TikTok lah dari Instagram, dan sebagainya karena ya itu tadi, kita nggak menampik fakta bahwa sosmed juga mainkan peran yang gede sekali, promosi itu dilakukan secara mandiri oleh para pengunjung," tambahnya.
Salah seorang pengunjung, Aurel turut mengindahkan apa yang dituturkan Datta. Ia mengatakan berkunjung ke Museum Sepuluh Nopember setelah melihat info destinasi wisata sejarah ini di TikTok.
"Ngelihat di TikTok sih awalnya, 'Place to Go in Surabaya' jadi akhirnya ke sini," kata Aurel.
(sun/iwd)