Pelaku Wisata Kecewa, Okupansi Hotel di Bromo Masih Sepi Jelang Nataru

Okupansi hotel di kawasan wisata Gunung Bromo tak terlihat menggembirakan. Okupansi penginapan relatif sepi bila dibandingkan dengan tahun lalu.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Probolinggo Digdoyo Djamaludin mengatakan rata-rata terjadi penurunan jumlah okupansi di semua hotel, homestay, dan penginapan lain di kawasan wisata Bromo, khususnya di Kabupaten Probolinggo.

"Untuk hunian, home stay dan hotel di Kecamatan Sukapura, semua masih sepi booking dari tamu, meski sudah dekat libur Nataru," ujar Digdoyo kepada detikJatim, Sabtu (9/12/2022).

Hotel di Bromo sepi jelang Nataru (Foto: M Rofiq)

Padahal di waktu yang sama di tahun lalu, kata Digdoyo, pada Minggu pertama bulan Desember, tamu yang memesan hotel di kawasan Bromo, khususnya di Sukapura, Kabupaten Probolinggo, sudah mencapai leih dari 60 persen.

Namun jelang libur Nataru tahun ini, hingga memasuki minggu kedua di bulan Desember, kamar yang sudah dipesan hanya kisaran 20-30 persen saja. Dengan demikian 70 persen kamar masih kosong.

"Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi sepinya tamu hotel," kata Digdoyo.

Faktor itu adalah cuaca. Saat musim penghujan ini, wisatawan enggan ke Gunung Bromo dikarenakan bakal tidak bisa melihat matahari terbit yang lebih sering tertutup mendung.

Faktor kedua adalah semeru erupsi yang beberapa waktu lalu. Sehingga banyak calon wisatawan membatalkan kunjungan ke Bromo. Karena tak sedikit yang mengira Bromo terdampak erupsi Semeru.

"Karena banyak tamu mengira erupsi Gunung Semeru berdampak di wilayah lereng Bromo, padahal tidak. Wisata Gunung Bromo aman dan bisa dikunjungi," lanjut Digdoyo.

Gunung Bromo sendiri masih aman untuk dikunjungi. Rekomendasi dari kantor PVMBG Gunung Bromo, jarak aman 1 kilometer dari bibir kawah, status Gunung Bromo waspada level 2.