Pandemi COVID-19 belum berakhir. Destinasi dan pelaku wisata harus memutar otak untuk mengolaborasikan kegiatan wisata dengan kesehatan.
Terobosan baru pun dilakukan dengan dengan pendekatan program Wellness Tourism. Pendekatan dan pengenalan program itu disosialisasikan kepada komunitas-komunitas pariwisata yang ada di Banyuwangi.
Sejumlah komunitas itu seperti HPI, HPKWI, APGI, ASITA, Komunitas Yoga Banyuwangi, dan mahasiswa di Pendopo Kembang Galengan, Kalipuro, Banyuwangi, Minggu (30/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program ini dibawa oleh Universitas Brawijaya; mahasiswa MBKM UB, Kreol Javindo Tour and Travel, dan Ijen Geopark Banyuwangi.
Wellness Tourism adalah paket wisata yang fokus pada kebugaran dan kesehatan wisatawan.
Wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam dari sudut pandang mata, tetapi juga menikmatinya melalui perjalanan wisata.
"Seperti melakukan trekking di destinasi wisata alam seperti Kawah Ijen dan Perkebunan kopi rakyat berbasis agroforestry, mengetahui dan mengkonsumsi produk dari tanaman herbal lokal dan masih banyak lainnya," ujar Profesor Luchman Hakim dari Universitas Brawijaya.
Menurutnya, pendekatan ini bisa dilakukan dengan adanya penambahan paket wisata yang berfokus pada kebugaran dan kesehatan wisatawan.
"Saya rasa Banyuwangi punya potensi besar pengembangan wisata kebugaran di perkebunan kopi. Karena pandemi membuat kita semua jadi lebih sadar kondisi kesehatan tubuh," ujarnya.
"Jadi wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam dari sudut pandang mata saja. Namun dengan konsep berwisata yang menyeimbangkan antara tubuh, pikiran dan jiwa. Ini bisa menjadi daya tarik tersendiri," cetusnya.
Wisatawan diajak menikmati itu melalui perjalanan. Seperti melakukan treking di destinasi wisata alam, misal Kawah Ijen dan perkebunan kopi rakyat berbasis agroforestri.
"Mereka juga bisa mengetahui dan mengkonsumsi produk dari tanaman herbal lokal dan masih banyak lainnya, kaitan kebugaran dan kesehatan wisatawan," tambahnya.
Nantinya, UMKM di sekitar destinasi wisata yang menyediakan makanan dan minuman organik dan herbal. Konsep Wellness Tourism juga bakal dilengkapi kegiatan yoga demi kesehatan badan dan pikiran.
"Mengubah perilaku masyarakat menjadi berperilaku hidup sehat perlu dilakukan berbagai macam strategi," katanya. "Perlu adanya peningkatan kualitas pariwisata khususnya pada Wellness Tourism."
Berbagi wawasan dengan praktisi wisata. Baca di halaman selanjutnya.
Kegiatan ini dilakukan untuk berbagi wawasan dengan para praktisi dan juga wisatawan khususnya di Kabupaten Banyuwangi.
Mereka juga mengundang beberapa praktisi pariwisata mulai dari Abdillah Baraas dari Ijen Geopark Banyuwangi; Kisma Donna Wijaya Assesor Ekowisata dan juga Indah Sri Wulan Fitri praktisi Yoga & Kebugaran dari Kreol Javindo tour and travel.
Abdillah Baraas Ketua Harian Ijen Geopark mengatakan, Wellness Tourism bisa mendukung sosialisasi Ijen Geopark. Karena alam dalam sudut pandang geologi merupakan kekayaan Banyuwangi.
Ia juga menerangkan tentang sudut pandang geologi bebatuan untuk kebugaran dan meditasi.
"Kami pernah melakukan hal seperti ini, cuman ya kita pakai motor. Makanya ada konsep dan program seperti ini sangat bagus. Selain melihat destinasi wisata kita bisa belajar bagaimana terbentuknya Banyuwangi dan keindahan alam yang ada. Itu semua berpengaruh dengan kesehatan," tambahnya.
Assesor Ekowisata Banyuwangi, Kisma Donna menambahkan potensi Wellness Tourism di Kabupaten Banyuwangi terbuka lebar. Tinggal bagaimana memikirkan langkah untuk menerapkannya.
"Tentu tinggal bagaimana penerapan. Karena butuh strategi khusus dan penentuan lokasi paket wisata yang akan digarap," tambahnya.