Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari (Minha) di Jombang kini dibuka setiap hari. Wisatawan disuguhi ratusan bukti sejarah masuknya Islam ke nusantara abad 11-19 masehi.
Minha terletak di kawasan Wisata Religi Makam Gus Dur, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang. Bangunan museum tiga lantai ini berdiri di lahan Pemkab Jombang seluas 4,9 hektare.
Asisten Edukator Minha Devan Firmansyah mengatakan, museum Islam ini dibuka gratis setiap hari pukul 08.30-15.30 WIB sejak 10 Juni 2022. Terdapat tim guide berjumlah 3 orang yang siap melayani para wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Antusias pengunjung luar biasa besar, jumlahnya ratusan, hampir ramai setiap harinya," kata Devan, Jumat (29/7/2022).
Minha sendiri tidak jauh dari makam Presiden RI Keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan keluarganya di Ponpes Tebuireng. Oleh sebab itu, pengunjung Minha biasanya peziarah yang mampir setelah dari makam.
![]() |
Tak sedikit pula para siswa dari berbagai lembaga pendidikan di Kabupaten Jombang dan wisatawan yang memang sengaja berkunjung ke Minha. Hanya saja, baru lantai 1 museum yang dibuka untuk umum. Lantai 2 dan 3 yang rencananya diisi 70 koleksi masih pada tahap penataan.
"Lantai 2 tentang masa pergerakan nasional abad 19-20, munculnya organisasi-organisasi Islam, seperti NU, Muhammadiyah. Lantai 3 perkembangan Islam abad 20-21 di Indonesia," terang Koordinator Minha Wicaksono Dwi Nugroho.
Meski baru lantai 1 yang dibuka, Minha menarik untuk dikunjungi. Karena lantai 1 memajang 120 bukti sejarah masuknya Islam ke nusantara abad 11-19 masehi. Baik berupa artefak maupun arsitektur bangunan pada masa itu. Salah satu koleksi paling tua berupa replika batu nisan makam Fatimah binti Maimun tahun 1080 yang ditemukan di Gresik, Jatim.
Lantai 1 Minha juga menyuguhkan bukti-bukti sejarah berupa kitab-kitab kuno para ulama dari berbagai penjuru nusantara, mahkota dan kipas berbahan emas, perhiasan, mata uang Islam, prasasti, pakaian, rempah-rempah yang dijual oleh saudagar Islam kala itu, hingga porselin dan tembikar dari Banten.
Area pamer ratusan koleksi di lantai pertama Minha dibagi berdasarkan wilayah masuknya Islam. Mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, NTT, NTB, Maluku, Papua, Kalimantan, hingga Sulawesi. Juga terdapat ruangan khusus memajang benda-benda peninggalan KH Hasyim Asy'ari untuk menggambarkan kiprahnya sebagai tokoh pendiri NU.
Selanjutnya ruangan seni tradisi di nusantara yang terpengaruh ajaran Islam. Di lantai 1 pula terdapat ruangan audio visual sebagai pengantar sejarah masuknya Islam ke nusantara.
Wicaksono menjelaskan selain KH Hasyim Asy'ari, pihaknya juga berencana membuat ruangan khusus untuk memajang benda-benda peninggalan Gus Dur tahun depan. Karena Minha berada satu kompleks dengan Wisata Religi Makam Gus Dur.
"Juga tentang perjalanan KH Hasyim Asy'ari sampai Gus Dur. Harapannya menjadi contoh wisata religi yang lain. Sehingga para peziarah tidak hanya berziarah, tapi juga bisa mendapatkan wawasan tentang tokoh dan tempat yang diziarahi," jelasnya.
Ke depan, Minha juga dijadikan referensi tentang sejarah berdiri sampai berkembangnya pondok pesantren di Jombang. Sehingga banyak pondok pesantren skala nasional yang eksis sampai era modern dan menjadi jujukan para santri dari berbagai penjuru tanah air.
(iwd/fat)