Panitia event motor trail di Bromo bertajuk 'Adventure Trail & Mountain Bike Independent Day 3 Bromo Volcano Series' buka suara usai muncul penolakan dari masyarakat Tengger dan pencinta lingkungan. Mereka menegaskan bahwa kegiatan tersebut sudah melalui serangkaian proses izin formal maupun nonformal.
Ketua Panitia acara tersebut, Agus Supriadi menjelaskan, acara tersebut sudah disiapkan sejak 3 bulan lalu. Artinya, pihaknya sudah menemui beberapa tokoh setempat agar event tersebut sukses.
"Kami sudah minta restu ke Kades Ngadisari, pertemuan 2 kali. Beliau sangat mendukung dan berterima kasih karena secara tidak langsung kami membantu mendatangkan wisatawan," jelas Agus dihubungi detikJatim, Kamis pagi (21/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menemui kepala desa, panitia juga sudah bertemu dengan pemangku adat setempat. Mereka meminta izin dan dukungan untuk menghelat event itu. Panitia juga sudah menjamin akan tetap menjaga kesakralan kawasan Bromo.
"Kami datangi sesepuh, romo dukun di sana, bilang kalau 2020 lalu sudah pernah bikin event gowes di Bromo. Beliau bilang 'Yawis, sing penting kekono tondo-tondo (Ya sudah, yang penting kasih tanda-tanda)'. Kami juga didoakan agar acaranya lancar," imbuh Agus.
![]() |
Soal kekhawatiran warga Tengger terhadap area sakral di Bromo, Agus menegaskan bahwa hal itu sudah dipikirkan matang-matang oleh panitia. Panitia sangat memahami pentingnya tempat sakral tersebut bagi warga Tengger.
Pria asal Jember itu memastikan bahwa jalur trail yang akan dilalui peserta jauh dari area wisatawan. Trail tersebut tidak diselenggarakan di lautan pasir yang dekat dengan area sakral.
"Jalur yang kami pakai jauh dari tempat sakral, tidak bersinggungan dengan wisatawan. Ini kami mainnya di Nongkojajar, lautan pasir hanya sebagai titik kumpul peserta," katanya.
"Nanti sebelum acara, kami juga akan menggelar ritual, mengikuti adat sana," Agus melanjutkan.
Panitia akan memasang garis penanda dan petugas untuk jaga tempat sakral. Baca di halaman selanjutnya.
Selain itu, panitia juga akan memasang cross line atau garis penanda, sesuai dengan arahan sesepuh setempat. Langkah itu dilakukan untuk menjaga tempat sakral agar tidak bersinggungan dengan peserta.
"Kami juga akan pasang petugas di situ. Jadi, kami siap patuhi aturan itu (menjaga tempat sakral)," ungkap Agus.
Agus berharap warga Bromo bisa mengerti tujuan event tersebut. Panitia ingin event tersebut juga bisa dirasakan oleh warga sekitar. Yakni dengan mendatangkan wisatawan ke Bromo. Semakin banyak wisatawan yang datang, maka warga juga akan merasakan manfaatnya.
Panitia juga akan mendatangkan motivator untuk memberi pengetahuan ke warga seputar pelayanan wisata. Sehingga, kata Agus, event ini bukan sekadar untuk senang-senang.
"Kami juga sudah bertemu Plt bupati Probolinggo, beliau mendukung karena acara ini bisa mempromosikan wisata Bromo. Bahkan, beliau tanya apa yang bisa di-support (oleh pemkab)," ucapnya.
Atas protes yang dilayangkan warga, Agus mengatakan akan berkomunikasi ulang. Panitia ingin mennegaskan bahwa mereka menjamin kesakralan dan kebersihan Bromo akan tetap terjaga dari awal hingga berakhirnya acara.
Alasan Warga Tengger Menolak Event Motor Trail
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Tengger dan komunitas pencinta lingkungan di kawasan Bromo memprotes perhelatan Adventure Tral & Mountain Bike Independent Day 3 Bromo Volacono Series. Acara tersebut dihelat pada 28 Agustus mendatang.
Masyarakat Tengger menolak acara yang digelar First One Jersey Factory itu karena menilai acara itu berdampak buruk pada lingkungan dan tidak menghormati kesakralan Gunung Bromo.
Suyanto (41), warga Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo mengatakan, warga khawatir jika acara itu digelar akan merusak lingkungan dan khawatir ada peserta yang nakal. Nakal dalam artian akan nekat menerobos area sakral di wilayah Bromo saat acara berlangsung.
"Selain merusak lingkungan Gunung Bromo, juga akan jadi contoh bagi orang lain. Karena lautan pasir itu ada tempat yang disakralkan warga Tengger Bromo. Seperti Padmasari dan Pura Luhur Poten Bromo," ujarnya.
Simak Video "Video: Jalur Wisata ke Gunung Bromo Sempat Terputus Imbas Longsor"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/dte)