Menyambangi Situs Geologi Istimewa di Pantai Parang Ireng Banyuwangi

Menyambangi Situs Geologi Istimewa di Pantai Parang Ireng Banyuwangi

Ardian Fanani - detikJatim
Rabu, 23 Mar 2022 18:31 WIB
Pantai Parangireng Banyuwangi
Situs geologi di Pantai Parang Ireng Banyuwangi (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Pantai Parang Ireng dikenal sebagai pantai perawan. Pantai ini rupanya masuk dalam situs geologi Geopark Ijen. Di pantai ini, ada bebatuan yang mirip bantal dan pasir besar seperti merica yang disebut dengan pasir gotri. Apa itu?

Penamaan Parang Ireng sendiri tidak jauh dengan fenomena batuan yang ada di sana. Parang dalam bahasa jawa adalah batu, sementara Ireng berarti hitam. Karena bebatuan di sana memang berwarna hitam.

Pantai Parangireng terletak di dalam areal TN Alaspurwo, yang berjarak sekitar 65 kilometer dari pusat kota Banyuwangi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada situs geologi yang menarik di sini. Pantai Parang Ireng merupakan situs dari Geopark Ijen. Ada bebatuan dari lava yang membentuk bantal dan berwarna hitam pekat," ujar Abdillah Baraas, Ketua Geopark Ijen kepada detikJatim, Rabu (23/3/2022).

Menurutnya, batuan yang ada di sana membentuk struktur bantal, hal ini disebabkan dulunya pernah ada gunung api di Selatan Jawa yang kemudian mengalami erupsi dan lavanya sampai masuk ke perairan atau laut.

ADVERTISEMENT

Terkait warnanya yang hitam pekat, hal ini disebabkan komposisi magmanya sedikit akan unsur mineral kuarsa (SiO2). Sehingga warnanya menjadi gelap.

Pantai Parangireng BanyuwangiPantai Parang Ireng Banyuwangi/Foto: Ardian Fanani

Fenomena struktur bantal ini bisa kita jumpai juga di bawah ikon patung gandrung yang berada di Situs Geologi Watudodol. Batuan yang ada di Parangireng ini berumur sekitar tiga puluh lima juta tahun yang lalu dan merupakan batuan tertua yang ada di kawasan Geopark Ijen," katanya.

Selain lava bantal, kata Abdillah, pengunjung juga dapat menjumpai hamparan pasir putih yang sering disebut pasir gotri. Pasir ini berbentuk bulat simetris dan berwarna putih, ukurannya sekitar 2 milimeter.

Ternyata pasir ini adalah hamparan fosil Foraminifera. Foraminifera merupakan kelompok hewan bersel satu (amoeba) termasuk dalam Filum Protozoa dan Kelas Sarcodina yang hidup di laut. Foraminifera sering digunakan sebagai indikator pencarian potensi minyak bumi.

Selain itu, organisme ini merekam bukti untuk kondisi lingkungan masa lalu pada cangkang mereka lewat penelitian di laboratorium dengan menggunakan rasio isotop oksigen.

"Hal ini bisa menjawab apakah foraminifera ini hidup pada suhu yang tinggi ataupun rendah. Ketika kadar oksigen hasil dari sampel fosil cangkang foraminifera ini tinggi maka hal ini mencerminkan suhu yang sejuk, dan begitu juga sebaliknya," tambahnya.

pantai parang irengButir pasir Pantai Parang Ireng yang besarnya seperti merica (Foto: Ardian Fanani)

Begitu menariknya situs ini, yang menceritakan kejadian alam yang terjadi di masa lampau dan ternyata masih relevan saat ini.

"Bukan tak mungkin ketika gunung-gunung berapi yang sedang aktif seperti raung mengeluarkan lava ketika erupsi dan masuk ke dalam kolom perairan akan menjadi lava bantal baru di kemudian hari, begitu juga hamparan pantai sepanjang 175 km juga berpotensi menghasilkan hamparan-hamparan forminifera baru. Semua ini adalah warisan alam, dan warisan itu harus terus kita wariskan ke generasi-generasi selanjutnya," pungkasnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads