Arema buka suara terkait kebijakan kuota 11 pemain asing untuk satu klub. Manajemen menyebut kebijakan itu bisa membuat ruang ganti semakin sesak.
General Manager (GM) Arema FC Yusrinal Fitriandi mengungkapkan, pihaknya tengah mempertimbangkan perubahan aturan mengenai jumlah pemain asing yang didaftarkan menjadi 11 orang.
Menurutnya, komposisi pemain asing yang dianggap membengkak itu dikhawatirkan memicu persoalan di ruang ganti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita pertimbangkan yang sesuai kebutuhan saja. Karena jika 11 pemain, artinya ada 3 pemain asing yang tidak main. Itu agak menganggu di ruang ganti," ujar Yusrinal kepada wartawan, Jumat (11/7/2025).
Yusrinal menguraikan bahwa hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Liga Indonesia Baru (LIB) digelar di Jakarta, Senin (7/7/2025), lalu.
Dalam rapat itu PT LIB memastikan satu klub bisa mendaftarkan 11 pemain asing untuk musim kompetisi 2025/2026.
Dengan jumlah delapan pemain yang bermain dan 11 yang didaftarkan dalam susunan pemain. Artinya ada sisa tiga pemain asing yang tidak bisa masuk line-up.
"Kalau misalkan delapan main, itu pengalaman kita agak problem pada tim. Karena pasti mereka ingin bermain lah, nah itu agak mengganggu ruang ganti," jelasnya.
Menurut Yusrinal, pihaknya akan menggunakan pemain asing sesuai dengan kebutuhan tim, apabila memungkinkan.
Oleh karena itu, Arema FC kemungkinan besar akan membatasi jumlah pemain asing mereka, dengan perkiraan maksimal sembilan pemain asing.
"Kita mempertimbangkan, tidak (mengambil 11 kuota) sepertinya. Yang sesuai kebutuhan saja," tuturnya.
(auh/abq)