Dulu, ada 2 klub sepak bola besar yang menjadi kebanggaan Banyuwangi yakni Persewangi Banyuwangi dan Banyuwangi Putra. Keduanya pernah mewarnai laga demi laga pertandingan liga di sejumlah arena bola.
Tahun ini, 5 klub sepak bola ber-homebase di Banyuwangi bangkit memberikan warna dan memeriahkan liga 4. Kelimanya adalah Persewangi Banyuwangi, Banyuwangi Putra, Mitra Bola Utama (MBU), Mitra Surabaya FC, dan Perseta Tulungagung.
Dalam 2 bulan terakhir, nama Persewangi yang merupakan akronim dari Persatuan Sepak Bola Banyuwangi kerap menjadi perbincangan. Setelah redup selama lebih dari 20 tahun, tim sepak bola yang bermarkas di Stadion Diponegoro Banyuwangi itu kembali muncul.
Persewangi telah mengukir sejarah. Klub itu sempat berlaga di Divisi 1 Liga Indonesia. Tim yang kerap disebut Laskar Blambangan ini vakum sejak 2002 dan berlaga di sejumlah pertandingan non liga. Selanjutnya pada 2024, Laskar Blambangan bangkit dari mati suri dengan berlaga di Liga 4.
Tepatnya pada 28 Agustus 2024, kesebelasan dengan kelompok suporter yang dikenal Laros Jenggirat, Blambangans, dan Squadra Lasblang ini dipimpin presiden yang baru, Handoko. Sang presiden segera menggandeng pelatih berlisensi AFC Syamsudin Batola sebagai bapak asuh pemain-pemainnya.
"Banyuwangi selalu punya tempat sendiri untuk saya sebagai putra daerah. Ketika diberi kesempatan berkontribusi, saya memilih berkontribusi pada bola. Persewangi khususnya bagian dari memori masa kecil di tempat saya tinggal, Glenmore. Kebetulan banyak terlahir pemain-pemain handal salah satunya Hendro Kartiko di sana," kata Handoko kepada detikJatim tentang alasan dirinya mengakusisi Persewangi, Senin (3/2/2025).
Dalam dunia bisnis, Handoko berpendapat bahwa nama Persewangi patut diperhitungkan karena memiliki brand awarness yang ikonik dan sudah dikenal. Hal itu pula yang menjadi dasar bagi Handoko 'mengangkat Persewangi sebagai anak'. Baginya, perjalanan Persewangi masih panjang dan terjal.
Dia mengakui, setelah kembali berlaga di liga 4 dibutuhkan lompatan besar untuk bisa kembali masuk dalam kualifikasi liga 2 hingga pada akhirnya masuk dalam jajaran tim yang berlaga di Liga 1.
"Brand awareness Persewangi itu sudah sangat dikenal dan menjadi kebanggaan masyarakat Banyuwangi. Ketika saya dapat kesempatan mengurus sepak bola, saya punya gairah dan kebetulan Persewangi punya reputasi cukup mentereng dan ada pemain-pemain hebat yang lahir dari sini," ujarnya.
Bagi Handoko, take over Persewangi bukan perkara rumit. Namun, hal lebih sulit baginya adalah merawat dan mengembangkan klub bola yang sudah menjadi identitas warga Banyuwangi.
Cara pertama yang dia tempuh guna mencapai era kebangkitan Persewangi adalah dengan berkolaborasi dan menjaga komunikasi dengan semua pihak. Dia berharap seluruh pihak memandang Persewangi bukan cuma bagian dari sepak bola, tetapi bagian dari identitas budaya dan penunjang ekonomi daerah.
"Melihat Persewangi itu jangan ansih urusan sepak bola. Ada industrinya, ada ekonominya ada kultural, ada budayanya. Maka kemudian saya ingin melibatkan atau mengombinasikan bagaimana terjadi asimilasi yang bagus," tegasnya.
Untuk menegaskan unsur budaya sebagai identitas Banyuwangi, Handoko bersama manajemen PT Persewangi Banyuwangi mengganti logo laskar Blambangan dengan logo baru yang lebih menggambarkan identitas Banyuwangi.
"Logo yang saya ambil itu ada dari gajah Oling itu kan Banyuwangi banget itu gajah Oling di jersey-nya ada motif gajah Oling itu untuk menunjukkan identitas kultural, ada motif batik gajah Oling punya Gandrung ini sebetulnya dari simbol blue fire yang menunjukkan daya Tarik Banyuwangi," imbuhnya.
Secara legal formal Persewangi telah menjadi milik Handoko, namun dia meminta agar masyarakat Banyuwangi turut menumbuhkan rasa memiliki klub sepakbola asli Bumi Blambangan itu.
Keseriusan Handoko kian tinggi setelah kepergian pelatih Syamsudin Batola yang meninggal akibat kecelakaan beberapa waktu lalu. Handoko memiliki pelatih baru dengan kemampuan berstrategi yang setara, yakni Alexander Saununu.
Sejumlah pemain jebolan Timnas seperti Maldini Pali dan Rachmat Latief juga dia tarik untuk memperkuat kesebelasan Laskar Blambangan. Dengan berbagai upayanya itu, Persewangi yang berlaga di liga 4 PSSI Jatim 2024 kini berhasil lolos dari group AA dan melenggang di group II.
Handoko menyampaikan semua daya upayanya dengan berapi-api apalagi setelah pertandingan terakhir melawan Persedikab Kediri di Stadion Diponegoro Banyuwangi, Persewangi berhasil menekuk Bledug Kelud itu dengan skor 1-2.
(dpe/iwd)