Profil Shin Tae-yong, Pelatih Timnas Indonesia yang Dipecat PSSI

Profil Shin Tae-yong, Pelatih Timnas Indonesia yang Dipecat PSSI

Irma Budiarti - detikJatim
Senin, 06 Jan 2025 16:10 WIB
Shin Tae-yong di laga Timnas Indonesia vs Jepang dalam agenda Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Shin Tae-yong. Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom
Surabaya -

Kabar menghebohkan datang dari dunia sepakbola tanah air. Pelatih Timnas Indonesia Shin Ta-yong dipecat PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia). STY, singkatan namanya, telah menjadi pelatih Timnas Indonesia sejak tahun 2019.

Selama lima tahun menjadi juru taktik Timnas Indonesia, STY telah membawa banyak perubahan positif dan menelurkan berbagai penghargaan prestisius. Pria asal Korea Selatan itu terkenal dengan strategi modern dan pendekatan disiplin yang kuat.

Profil Shin Tae-yong

STY lahir pada 11 Oktober 1970 di Yeongdeok, Korea Selatan. Ia menikah dengan Cha Young-ju dan dikaruniai dua anak, yaitu Shin Jae-won dan Shin Jae-hyeok. STY muda menamatkan pendidikan di Universitas Yeungnam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum menjadi pelatih, STY adalah seorang pemain sepakbola profesional yang berprestasi. Ia menghabiskan sebagian besar kariernya sebagai gelandang serang di klub K-League, Seongnam Ilhwa Chunma (sekarang Seongnam FC), dari tahun 1992 hingga 2004.

Selama membela Seongnam, STY meraih berbagai gelar, termasuk lima trofi K-League dan satu gelar Liga Champions Asia pada tahun 1995. Kemampuannya sebagai gelandang yang kreatif dan pekerja keras membuatnya dijuluki "Fox of the Ground" atau "Rubah di Lapangan".

ADVERTISEMENT

Di level internasional, Shin Tae-yong juga memperkuat Timnas Korea Selatan dengan mencatatkan 23 caps dan 3 gol selama kariernya. Ia menjadi bagian dari skuad Korea Selatan di Piala Asia AFC 1996.

Dia adalah salah satu pemain terbaik sepanjang sejarah K-League, bahkan masuk dalam daftar K-League 30th Anniversary Best XI pada 2013. Namun, karier gemilangnya harus berakhir lebih cepat pada tahun 2005 akibat cedera pergelangan kaki yang terus membebani.

Meski pensiun sebagai pemain, ia tetap berkecimpung di dunia sepakbola dengan menerima peran sebagai asisten pelatih di klub terakhirnya. Bersama Miron Bleiberg, ia memberikan kontribusi besar melalui keahlian tekniknya yang luar biasa.

Karier kepelatihannya dimulai di Seongnam Ilhwa Chunma, di mana ia berhasil membawa klub tersebut meraih gelar Liga Champions Asia pada 2010. Prestasi ini menjadikannya salah satu pelatih termuda yang meraih gelar bergengsi tersebut.

STY kemudian bergabung dengan Federasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) dan memegang berbagai posisi penting, termasuk sebagai pelatih Timnas U-23, Timnas U-20, dan Timnas Senior Korea Selatan.

Puncak karier kepelatihannya adalah ketika ia memimpin Korea Selatan di Piala Dunia 2018 di Rusia. Meski tersingkir di fase grup, tim asuhannya mencatatkan kemenangan bersejarah 2-0 melawan juara bertahan Jerman.

Karier Kepelatihan di Indonesia

STY dikenal sebagai pelatih yang disiplin dan detail. Ia menekankan pentingnya fisik yang prima, taktik yang matang, dan mental juara. Filosofinya adalah menciptakan tim yang solid dengan permainan cepat dan terorganisasi yang cocok dengan karakteristik pemain Indonesia.

Dilansir dari transfermarkt.co.id, STY memiliki lisensi kepelatihan Lisensi Pro Kontinental. STY mengawali karier sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Desember 2019. Ia menjadi pelatih Timnas U19 mulai 8 Januari 2020 hingga 31 Dessember 2023.

Pada saat yang sama, ia juga melatih Timnas U23 dan Senior dengan kontrak hingga 6 Januari 2025. STY pun ditunjuk sebagai pelatih Timnas U20 mulai 1 September 2022 hingga 30 April 2023.

Di bawah asuhannya, Timnas Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan. Beberapa pencapaian penting yang diraih selama kepelatihannya, antara lain Indonesia menjadi runner up Piala AFF 2020.

Pada Juni 2022, ia sukses mengukir prestasi dengan membawa Indonesia lolos ke Piala Asia 2023, mengakhiri penantian panjang selama 16 tahun. Kemenangan bersejarah 2-1 atas Kuwait, diikuti dengan kemenangan telak 7-0 melawan Nepal di laga terakhir, memastikan tiket Indonesia ke putaran final kompetisi bergengsi tersebut.

Kesuksesannya berlanjut dengan membawa Timnas U-23 untuk pertama kalinya lolos ke Piala Asia U-23 AFC 2024. Tim ini bahkan berhasil mencapai semifinal dan meraih peringkat keempat, pencapaian yang mengantarkannya pada perpanjangan kontrak selama tiga tahun.

Pada Juni 2024, ia kembali mencatatkan sejarah dengan memimpin Indonesia lolos untuk pertama kalinya ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 (AFC). Prestasi ini sekaligus membawa Indonesia otomatis lolos ke Piala Asia AFC 2027 tanpa melalui babak kualifikasi.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads