PN-SSI Jatim Desak Polisi Usut Kasus Penganiayaan Penonton Persib Vs Persebaya

PN-SSI Jatim Desak Polisi Usut Kasus Penganiayaan Penonton Persib Vs Persebaya

Auliyau Rohman - detikJatim
Kamis, 25 Apr 2024 22:16 WIB
Ilustrasi penganiayaan (dok detikcom)
Ilustrasi pengeroyokan. (dok detikcom)
Surabaya - Presidium Nasional Suporter Sepak bola Indonesia (PN-SSI) Jawa Timur (Jatim) mendesak Polresta Bandung untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan suporter. Penganiayaan ini terjadi selepas laga Persib Bandung vs Persebaya.

Laga antara Persib Bandung kontra Persebaya Surabaya digelar di Stadion Si Jalak Harupat pada Sabtu (20/4). Dalam laga ini, Maung Bandung sukses mengalahkan Bajul Ijo dengan skor 3-1.

Sayangnya, dalam laga ini seorang penonton bernama Ardi (20) asal Mojokerto sempat dianiaya oleh sejumlah orang setelah laga. Kasus ini sempat viral dan menjadi sorotan di media sosial.

Lantaran hal ini, PN-SSI meminta meminta agar kasus tersebut diusut tuntas kepolisian. Mereka telah mengirim surat kepada Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo.

Dalam keterangan tertulis yang diterima detikJatim, korban Ardi sempat dibawa para pelaku yang diduga sesama suporter selama sekitar 4 jam. Selama kurun waktu itu, korban tak jarang mendapat perlakuan kekerasan mulai dipukuli hingga disiram dengan urine pelaku.

"Pada kesempatan ini, izinkan kami menyampaikan suara hati sekaligus kekecewaan atas insiden tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh oknum pendukung Persib Bandung kepada penonton asal Surabaya dalam laga Persib Bandung melawan Persebaya di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, 20 April 2024 lalu," demikian keterangan yang ditandatangani oleh Ketua PN-SSI Jatim Tirmidzi dan Sekretaris PN-SSI Jatim Satriyo Adji Utomo, Kamis (25/4/2024).

"Memang, apa yang kami sampaikan ini terlihat sepele. Tapi, kami harus tetap sampaikan. Sebagai bukti bahwa, gesekan-gesekan antar suporter dalam jumlah kecil, bila tidak diselesaikan secara cepat, tepat dan proporsional, maka akan berdampak luas," tambah keterangan tersebut.

Atas hal ini, PNSSI meminta kasus penganiayaan yang menimpa Ardi dapat segera diusut tuntas polisi. Termasuk menemukan para pelakunya

"Kami PN-SSI Jawa Timur meminta kepada seluruh stakeholder, baik di pemerintahan, kepolisian dan juga sepak bola nasional agar bisa secepatnya menyelesaikan masalah yang dialami oleh Ardi Febrianto Putro," terangnya.

Dihubungi detikJatim melalui telepon, Ardi membenarkan rilis dari PN-SSI Jatim tersebut. Dia mempersilakan detikJatim untuk mengutip rilis tersebut.

Penganiayaan itu dialami Ardi usai laga Persib vs Persebaya. Ia mengaku sengaja datang ke Bandung sebagai wisatawan dan penonton, bukan suporter salah satu tim yang berlaga. Dia datang bersama 18 temannya.

Di dalam stadion, mereka hanya duduk manis menikmati pertandingan tanpa bernyanyi dan menari layaknya suporter pada umumnya.

"Kami datang sebagai penonton, bukan sebagai suporter," tegas Ardi.

Ardi mengaku sempat mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan selama laga berlangusng. Selama di dalam stadion, Ardi mengaku sempat mendapat teror dari suporter tuan rumah.

Meski begitu, Ardi dan kawan-kawan tidak sedikitpun terpancing dengan provokasi itu. Mereka tetap tenang dan menikmati jalannya pertandingan. Nah, karena skor pertandingan sudah 3-1 untuk keunggulan tuan rumah, dan Persebaya tidak menunjukan tanda-tanda akan melakukan pembalasan, Ardi dan kawan-kawan memutuskan untuk keluar sebelum laga berakhir.

Mereka keluar lewat pintu timur. Ternyata, niat mereka untuk pulang lebih dulu itu dimanfaatkan oleh kelompok suporter tuan rumah. Saat keluar melalui pintu keluar, Ardi dan temannya ternyata sudah ditunggu sekitar puluhan suporter tuan rumah.

Lantaran kalah jumlah dan fisik, Ardi dan teman-temannya langsung lari berhamburan menyelamatkan diri masing-masing.

Tapi, nahas bagi Ardi. Dia yang berada di barisan paling depan ternyata dipegang oleh salah satu suporter selanjutnya dengan cara dipiting.

Menurut Ardi, sebenarnya di sekitar situ ada beberapa polisi yang bertugas, tapi oleh pelaku yang memiting-belakangan diketahui berinisial AF- beralasan bahwa Ardi mau dibawa ke sekretariat Panpel Persib. Polisi itu akhirnya menyerah begitu saja.

Alih-alih dibawa ke kantor panpel, Ardi malah diamankan ke digiring ke parkiran mobil yang tidak jauh dari stadion. Dia kemudian diintimidasi, perutnya disikut, dan disuruh jongkok.

Tidak cukup di situ, Ardi kemudian dibawa ke tempat lain yang agak jauh dari stadion menggunakan sepeda motor. Sepanjang jalan, Ardi tidak berani melompat untuk melarikan diri. Sebabm di samping sepeda motor yang mengangkutnya ada sepeda motor lain berjumlah lebih dari dua yang membuntuti dari belakang. Ardi di bawah ke daerah pelosok, perbukitan dan ada semak-semak. Di sana Ardi mengaku disiksa.

Ardi kemudian diantar kembali menggunakan sepeda motor menuju Graha Persib, yang tidak lain adalah kantor Persib Bandung. Sejak diculik mulai pukul 16.45 WIB, Ardi baru dibebaskan pada pukul 20.57 WIB. Beruntung Ardi kemudian ditemukan.

Dari Graha Persib, Ardi kemudian diantar ke Polres Bandung untuk bergabung dengan 18 rekannya yang lain, untuk kemudian bersiap-siap kembali ke Surabaya.

Ardi mengungkapkan, apa yang dia ceritakan itu benar dan berharap polisi bisa mengungkapkan kasus ini dengan menangkap AF dan komplotannya. Menurutnya, hanya dengan cara itu masalah ini bisa terselesaikan.

"Karena kalau tidak ditangani oleh polisi, masalah seperti ini bisa terus berlanjut, karena pasti ada aksi saling balas-membalas," tandas Ardi.


(abq/dte)


Hide Ads