Seorang pemain sepak bola U-13 yang tengah bertanding di Piala Soeratin Bojonegoro tersambar petir pada Jumat (3/11/2023). Bagaimana kondisi korban saat ini?
Pemain belia yang tersambar petir itu adalah Tegar Dwi Prasetyo (13). Tegar adalah pemain sepak bola di SSB Indonesia Muda Bojonegoro. Begitu tersambar petir, Tegar dilarikan ke RS Ibnu Sina.
Tegar akhirnya dirujuk ke rumah sakit Umum Daerah Sosodoro Djatikusumo di Jalan Veteran, Bojonegoro pagi tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelajar SMP Negeri 5 Bojonegoro kelas 7 yang awalnya mendapat perawatan medis di ruang IGD, akhirnya pukul 15.00 WIB dipindah ke ruang intensif anak di blok H.
Pantauan detikJatim di rumah sakit, kondisi korban masih mendapat bantuan oksigen untuk pernafasan. Nampak orang tua Tegar selalu mendampingi anaknya.
Napas Tegar terlihat tersengal sengal dengan mata terbuka namun pandangan masih kosong. Tangan kiri juga nampak bergerak meski hanya beberapa saat.
Dituturkan oleh Budiyanto, salah satu wali siswa SSB Indonesia Muda, yang menemani keluarga korban, Tegar masih dalam keadaan belum sadar (koma). Ia baru bisa membuka mata dan menggerakkan tangan.
"Kondisi ananda Tegar masih belum sadar atau koma, belum bisa bicara, hanya kadang bisa membuka mata itupun sebentar lalu terpejam. Jujur saya nggak tega melihat kondisinya," ucap Budiyanto kepada detikJatim, Sabtu (4/11/2023).
Tak sedikit wali siswa SSB Indonesia Muda yang ikut memberikan support dan turut prihatin dan ikut menemani keluarga Tegar di rumah sakit.
"Ini banyak ngumpul di sini, berdoa dan turut prihatin. Kita semua berharap ada kesembuhan buat ananda Tegar. Kita semua juga berharap ada bantuan dan perhatian dari pihak Askab PSSI Bojonegoro juga" imbuh Budiyanto.
Dari data yang dihimpun detikJatim, beberapa pihak wali siswa SSB Indonesia Muda Bojonegoro sempat mengeluhkan tidak adanya tim medis maupun ambulans saat pertandingan digelar hingga terjadi peristiwa tragis Jumat (3/11/) siang di tengah stadion.
"Jujur kami sesalkan tidak adanya petugas kesehatan di pinggir lapangan saat kejadian pemain tersambar petir, serta tidak tersedianya mobil ambulans saat pertandingan resmi digelar. Sehingga jelas dalam video yang sudah viral, korban diangkat tanpa menggunakan tandu," imbuh Budiyanto yang diamini para orang tua siswa SSB lainnya.
Menanggapi adanya keluhan para orang tua pemain sepak bola, Ketua penyelenggara pertandingan piala Soeratin Cup, Gatut Amansari saat dikonfirmasi mengatakan bahwa tim medis sebenarnya ada. Namun tim medis saat itu belum datang.
"Bukan tidak ada. Namun belum datang. Karena kita sebenarnya juga sudah mengajukan bantuan untuk tim medis dan ambulans tersebut," kata Gatut.
Ketua Askab PSSI Bojonegoro Sally Atyasasmi sempat kaget saat dikonfirmasi tidak adanya tim medis dan ambulans saat pertandingan digelar.
"Harusnya ada itu karena kita bersurat untuk bantuan petugas medis. Itu perangkat wajib yang harus disediakan. Tapi coba nanti tak konfirmasi ulang lagi," kat Sally.
Piala Soerantin U -13 merupakan event pembinaan dan agenda resmi PSSI yang harus digelar di masing-masing kabupaten.
(abq/iwd)