Manajemen Persik Kediri melayangkan protes keras terhadap kepemimpinan wasit Ryan Nanda Saputra saat menjamu PSIS Semarang pekan kesepuluh Liga 1 2023/2024, Jumat (25/8/2023) sore. Manajemen Persik menyebut ada tiga keputusan kontroversial yang dibuat oleh wasit asal Bandung tersebut.
"Pertama, wasit membiarkan adanya handsball di dalam kotak penalti lawan pada menit 46 babak pertama yang dilakukan dengan sengaja oleh pemain PSIS Semarang. Seharusnya berbuah tendangan penalti bagi Persik Kediri. Ironisnya kejadian tersebut terjadi persis di depan wasit Ryan Nanda Saputra," tulis laman resmi Persik Kediri seperti dilansir detikJatim, Minggu (27/8/2023).
Selanjutnya, manajemen Macan Putih memprotes keputusan wasit soal lemparan Yusuf Meilana yang sukses membobol gawang PSIS. Menurut manajemen Persik, bola yang dilempar Yusuf sempat menyentuh pemain sebelum meluncur ke gawang lawan. Namun, gol itu tidak dianggap sah oleh wasit Ryan Nanda. Ryan menilai bola tidak mengenai siapa pun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, pada menit 60, wasit menganulir gol yang tercipta bagi Persik. Walaupun di dalam tayangan terlihat bola telah mengenai badan pemain terlebih dulu sebelum masuk ke gawang PSIS," lanjutnya.
Kesalahan ketiga terjadi pada akhir babak kedua. Manajemen Persik menganggap Riyatno Abiyoso dilanggar di dalam kotak penalti. Tapi wasit tidak menggubris hal tersebut.
"Terakhir saat injury time babak kedua, wasit kembali mengabaikan dan tidak memberikan pelanggaran bagi Persik Kediri setelah Riyatno Abiyoso dilanggar oleh lawan di dalam kotak penalti PSIS Semarang," tambahnya.
Persik merasa dirugikan dari keputusan-keputusan yang diambil wasit Ryan Nanda. Atas kejadian itu, manajemen memilih untuk mengajukan protes resmi ke PSSI.
"Protes resmi ini merupakan yang kedua kali dalam dua pertandingan terakhir. Sebelumnya pada pekan kesembilan, kami juga mengalami hal yang sama dan mendapat kerugian dari buruknya kepemimpinan pengadil di lapangan saat bertemu Barito Putera (19/8) di Stadion Demang Lehman Martapura," imbuhnya.
Manajemen Persik pun mendorong PSSI untuk segera menerapkan video assistant referee (VAR). Menurut mereka, kesalahan dari wasit terus terjadi mulai pekan perdana hingga saat ini.
"Rencana PSSI untuk segera mempersiapkan video assistant referee (VAR) harus segera mendapat prioritas. Pasalnya, kesalahan wasit masih terus terjadi sejak pekan pertama hingga pekan kesepuluh Liga 1 2023/2024," bebernya.
Tidak hanya itu, Persik juga berharap otoritas tertinggi sepak bola Indonesia untuk terbuka terkait proses evaluasi terhadap wasit. Sebab, hal tersebut dapat mengganggu jalannya kompetisi.
"Persik Kediri juga berharap PSSI bersama operator kompetisi terbuka terkait proses evaluasi terhadap wasit. Sehingga tidak menimbulkan kecurigaan yang sangat berpotensi menggerus kepercayaan publik terhadap proses perbaikan sepakbola nasional," pungkasnya.
(Auliyau Rohman/iwd)