Erling Haaland versi Mojokerto, Ibnu Mukti Wijaya (23) ternyata musisi seni hadrah Al Banjari. Sehari-hari ia sibuk melatih Al Banjari di sejumlah lembaga pendidikan. Pemuda blasteran kelahiran Ambon, Maluku ini juga sibuk manggung.
Sejak kecil, Ibnu tinggal di Ponpes Hidayatul Hikmah di Dusun Kali Cangkring, Desa Kaligoro, Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. Pesantren tersebut milik pakde atau suami dari kakak kandung ibunya, Taufik Rudianto.
Ia gandrung dengan Al Banjari sejak kelas 4 sekolah dasar (SD). Kini, Ibnu menjadi penabuh rebana atau terbang yang sudah malang melintang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putra sulung dari 4 bersaudara pasangan Saleh Tepu dan Naken Sitania ini kerap manggung di berbagai acara. Mulai dari hajatan pernikahan dan khitanan, sampai haul para ulama dan Harlah NU di kantor PCNU Kabupaten Mojokerto.
"Agak sering manggung. Dalam sebulan kadang 2 minggu, 3 minggu, kadang sebulan full. Karena sering dibon grup Al Banjari lain," terangnya kepada detikJatim di rumah temannya, Desa Sawo, Kecamatan Kutorejo, Minggu (2/7/2023).
Ibnu spesialis penabuh rebana dan backing vocal. Setiap kali manggung, ia mendapatkan honor minimal Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu. Selain di Mojokerto, ia juga kerap manggung di Sidoarjo, Pasuruan dan Jombang.
Prestasi tertingginya sementara ini juara 1 Festival Al Banjari se-Jatim di Ponpes Al Muhajirin, Mojosari, Mojokerto tahun 2022. Ketika itu, Ibnu bergabung dengan grup Nasidul Islami yang bermarkas di Desa Seruni, Pungging, Mojokerto.
"Ikut lomba sejak saya SMA kelas 1. Lomba tingkat kecamatan, kabupaten sampai Jatim. Kalau nasional belum," jelasnya.
Saat ini, Ibnu bergabung dengan grup Al Banjari El Bangsali yang markasnya di Desa Kutoporong, Kecamatan Bangsal, Mojokerto. Grup ini mempunyai 10 personel yang terdiri dari 5 penabuh rebana dan 5 vokal. Ia dipercaya menjadi penabuh rebana sekaligus backing vocal.
Baca juga: Viral Erling Haaland Versi Mojokerto |
Tidak hanya itu, Ibnu juga melatih Al Banjari di 3 lembaga pendidikan. Yaitu di Ponpes Uluwiyah, TPQ Desa Kaligoro, serta di TPQ Desa Mlirip, Jetis, Mojokerto.
"Melatih di masing-masing tempat satu minggu sekali," tambahnya.
Di sela kesibukan manggung dan melatih Al Banjari, Ibnu masih meluangkan waktu nongkrong dengan teman-temannya. Mulai dari sekadar bertukar pikiran, berlatih skil menabuh rebana dan vokal, hingga membuat konten untuk medsos.
Perkenalan Ibnu dengan Al Banjari
Ibnu jatuh cinta dengan kesenian Al Banjari sejak kelas 4 SD. Ketika itu, pakdenya merintis grup Al Banjari di pesantren dengan mendatangkan pelatih.
"Awalnya karena saya penasaran dengan rebana, cara memukulnya begini kok keluar suaranya kaya gini, kelihatan aneh," kata Ibnu.
Ketika itu, Ibnu menjadi santri angkatan pertama yang dilatih Al Banjari di Ponpes Hidayatul Hikmah. Grup baru tersebut hanya mempunyai 6 personel, terdiri dari 4 penabuh rebana dan 2 vokalis. Ibnu salah seorang penabuh rebana.
"Vokalnya dulu Mbak Elis Santika, penyanyi New Pallapa. Dia ikut mengaji diniyah malam di pondok pakde, kebetulan rumahnya satu desa dengan pondok," ungkapnya.
Selain piawai sebagai penabuh rebana, Ibnu juga biasa menjadi backing vocal. Suara yang cukup merdu ia warisi dari keluarganya di Ambon. Sejak kelas 6 SD ia biasa menyanyikan lagu-lagu pop. Ia juga belajar olah vokal dari temannya, Muhammad Nur Azizi (23), warga Desa Sawo.
"Kemampuan vokal ada keturunan dari ayah saya. Beliau dari keluarga dengan suara bagus. Kelas 3 SMP saya beranikan diri menjadi backing vocal," jelasnya.
Cita-cita Mulia Erling Haaland versi Mojokerto
Hingga kini, Ibnu masih setia dengan Al Banjari. Al Banjari dan selawat membuatnya relaks dan nyaman. Selawat juga menjadi sarana baginya untuk meminta syafaat dari Rasulullah Muhammad SAW.
"Saya ingin membumikan selawat di Mojokerto," cetusnya.
Di mata temannya, Muhammad Nur Azizi (23), kepiawaian Ibnu menabuh rebana kian meningkat. Karena semangatnya yang terus belajar. Ia berharap Haaland versi Mojokerto itu terus berkarya untuk syiar selawat kepada masyarakat.
"Harapan saya dia tetap konsisten dengan dirinya sendiri biar syiar selawat sampai kepada masyarakat. Tetap berkarya, digali lagi ilmunya, diasah terus sampai membuahkan sesuatu yang tak disangka-sangka dalam kebaikan," tandasnya.
Sosok Ibnu viral karena dinilai warganet mirip dengan Erling Haaland, striker Manchester City. Ia memang mempunyai fisik layaknya bule. Pemuda blasteran yang lahir di Ambon, Maluku 16 Desember 1999 ini mempunyai tinggi badan 179 cm. Begitu pula dengan mata, rambut dan kulitnya.
Fisik bule Eropa ini ia warisi dari mendiang neneknya yang berasal dari Belanda. Mendiang kakeknya asli Ambon, ketua suku yang dihormati di marga Sitania. Sayangnya ia sudah lupa nama kakek maupun nenek dari ibunya tersebut.
Sedangkan Erling Haaland mempunyai tinggi badan 195 cm. Usia Ibnu dengan Haaland bisa dibilang sebaya. Sebab Haaland lahir 21 Juli 2000. Striker dengan nomor punggung 9 itu sukses membawa Manchester City menyabet treble winner musim 2022/2023, yakni juara Liga Champions, Liga Premier, serta Piala FA.
Simak Video "Video: Harga Mahal Man City Demi ke Semifinal Piala FA"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/iwd)