Amir Burhanuddin, CEO Deltras FC, Sidoarjo dituding sebagai aktor utama Liga 2 2022 dihentikan. Hal ini disampaikan sejumlah petinggi klub Liga 2 yang menjadi saksi pertemuan bertajuk 'Owner Club Meeting' pada 14 Desember 2022. Lalu siapa sebenarnya Amir Burhanuddin?
Amir bukan orang baru dalam dunia sepakbola, khususnya di Jawa Timur. Saat ini ia juga menjabat Ketua Komite Pemilihan (KP) PSSI yang akan menjaring bakal calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.
Dilansir dari detikX, selain menjadi CEO Deltras FC, Amir pernah menjadi pendukung La Nyalla. Saat itu PSSI dilanda dualisme kepemimpinan antara La Nyalla dan Djohar Arifin pada medio 2012-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amir juga pernah menjadi pengacara La Nyalla saat terjerat kasus dana hibah Kamar Dagang Indonesia Jawa Timur periode 2011-2014 untuk pembelian initial public offering Bank Jatim. La Nyalla divonis bebas dalam kasus tersebut.
Baca juga: Liga 2 Seharga Lima Belas Juta |
Pada penyelidikan kasus Tragedi Kanjuruhan, Amir juga tercatat menjadi penasihat hukum untuk tersangka Ahmad Hadian Lukita, Eks Dirut PT Liga Indonesia Bersatu (LIB). Ia tampak mendampingi Lukita saat diperiksa di Ditreskrimum Polda Jatim.
Jabatan strategis lainnya yang kini diemban Amir yakni sebagai Wakil Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jatim. Namun saat ditunjuk menjadi Ketua KP PSSI, ia mengaku telah mengajukan cuti.
"Betul, cuti. Silakan confirm ke Asprov Jatim dan selebihnya ke Pak Sekjen terkait terpilihnya saya," kata Amir saat dikonfirmasi.
Terpilihnya Amir sebagai Ketua KP disebut telah melanggar Statuta PSSI Pasal 64 ayat 3. Aturan ini pada intinya menyebutkan anggota KP tidak diperbolehkan dari unsur pemilik klub, asprov, atau terhubung dengan pemilik suara PSSI.
Baca juga: El Clasico PSSI Erick Vs La Nyalla |
Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menilai langkah cuti yang diambil Amir tidak cukup untuk menghindari konflik kepentingan dalam proses pemilihan Ketum PSSI, namun harus mundur. Ini karena La Nyalla diketahui turut maju jadi bakal calon Ketua Umum PSSI bersaing dengan Erick Thohir.
Alasan lain Amir harus mundur, lanjut Akmal, karena masa jabatan KP bukan hanya sampai terpilihnya Ketua Umum PSSI yang baru pada 16 Februari mendatang, tapi hingga 2027. Untuk itu penunjukan Amir sebagai Ketua KP PSSI dinilai cacat sejak awal.
"Sehebat apa pun Erick Thohir, sehebat apa pun Pak La Nyalla, dipilih atau diverifikasi lembaga yang cacat, maka legitimasinya akan lemah," tandas Akmal.
(abq/iwd)