Saat berkunjung ke Surabaya, ada satu menu yang tidak pernah dilewatkan Ahmad Dhani, yaitu lontong balap. Warung yang kerap menjadi tujuan musisi legendaris tersebut adalah Lontong Balap Pak Budi Garuda di Jalan Kranggan No 73, Surabaya.
Kebiasaan Ahmad Dhani menyantap lontong balap di warung ini disampaikan Mais (40), penjual es degan yang berada di samping Lontong Balap Pak Budi. Menurut Mais, Ahmad Dhani sudah menjadi pelanggan sejak ia masih muda dan sering bolak-balik ke Surabaya untuk urusan konser dan pekerjaan musik.
"Ahmad Dhani ke sini itu sejak warungnya masih dipegang Pak Budi. Kalau ada konser di Surabaya, sering mampir ke sini," ujar Mais kepada detikJatim, Jumat (19/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut dalam beberapa waktu terakhir, Ahmad Dhani memang jarang terlihat datang karena kesibukannya. Namun, saat berada di Surabaya, dan memiliki waktu, lontong balap tetap menjadi pilihan utamanya.
Mais menduga, belakangan Ahmad Dhani lebih sering tiba di kawasan Kranggan pada malam hari. Sementara itu, Lontong Balap Pak Budi hanya buka hingga sore, sehingga tidak selalu bisa disambangi.
Karena itu, selain ke warung Lontong Balap Pak Budi, Ahmad Dhani juga kerap menikmati lontong balap di warung Cak Gendut dan Bu Djupri, terutama saat berkunjung pada malam hari.
"Mungkin kalau ke Surabaya belakangan ini datangnya malam, jadi pas (warung) ini sudah tutup. Jadi biasanya makan di (warung) sebelah," katanya.
Meski begitu, Lontong Balap Pak Budi tetap menjadi jujukan Ahmad Dhani. Sebagai pelanggan tetap sejak lama, Ahmad Dhani disebut jarang memberikan komentar khusus soal rasa. Menurut Mais, hal itu justru menandakan kepuasan.
"Buat dia sudah sempurna. Nggak pernah kritik apa-apa, sih" tutur Mais.
Selain Ahmad Dhani, sejumlah musisi lain juga pernah menyambangi warung tersebut. Piyu dari grup band Padi juga pernah makan di sana. Para musisi biasanya mampir saat memiliki pekerjaan di Surabaya. Ahmad Dhani pun disebut beberapa kali datang bersama anaknya El, meski lebih sering datang sendiri.
Di balik kepopulerannya di kalangan pelanggan lintas profesi, Lontong Balap Pak Budi Garuda merupakan warung lontong balap legendaris yang telah berdiri sejak 1952. Usaha ini kini dikelola generasi keempat keluarga, yakni Rio Alif Ariansyah (20).
Meski zaman terus berganti, proses memasak dan racikan bumbu tetap dipertahankan. Salah satu ciri khasnya adalah tidak menggunakan petis udang. Sajian lontong balap di warung ini hanya mengandalkan bumbu khas, sambal, dan kecap.
Selain itu, proses memasak tauge masih menggunakan kemaron agar tetap segar dan renyah. Warung ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB, kecuali saat bulan puasa.
Dalam sehari, jumlah porsi yang terjual tak menentu. Pada akhir pekan dan hari libur, penjualan bisa mencapai lebih dari 100 porsi. Satu porsi lontong balap dibanderol Rp 15.000, sementara sate kerang dijual Rp 13.000 per porsi berisi 10 tusuk.
(hil/irb)











































