Belajar dari Klepon, Kue Khas Jawa Simbol Ketidaksempurnaan

Belajar dari Klepon, Kue Khas Jawa Simbol Ketidaksempurnaan

Jihan Navira - detikJatim
Rabu, 26 Nov 2025 16:00 WIB
Kue Klepon disebut jajanan tak islami
Kue Klepon. Simak Resep Kue Klepon/Foto: iStock
Surabaya -

Klepon, jajanan tradisional yang akrab dengan taburan kelapa dan isian gula aren yang lumer, bukan hanya sekadar camilan manis yang digemari masyarakat. Di balik bentuk bulatnya yang sederhana, kue khas Jawa ini menyimpan pesan mendalam tentang kehidupan.

Setiap unsur dalam klepon, mulai dari rasa, warna, tekstur, hingga proses pembuatannya, menggambarkan filosofi yang tetap relevan dalam kehidupan modern.

Dalam budaya Jawa, makanan kerap dijadikan media untuk menyampaikan nilai moral dan nasihat kehidupan. Klepon adalah salah satu contoh yang paling mudah dijumpai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari luar tampak sederhana, tetapi memiliki kedalaman makna yang mengajarkan manusia tentang ketulusan, kehidupan, proses, hingga pentingnya menerima ketidaksempurnaan. Berikut serba-serbi klepon lengkap dengan resepnya.

Serba Serbi Klepon

Melalui klepon, masyarakat Jawa ingin mengingatkan bahwa kesempurnaan bukanlah tujuan, yang lebih penting adalah menjadi manusia yang terus berproses dan berbuat baik.

ADVERTISEMENT
Klepon isi gula arenKlepon isi gula aren Foto: detikfood

1. Manis di Dalam: Pelajaran tentang Ketulusan Hati

Salah satu ciri khas klepon adalah rasa manis yang baru muncul setelah digigit. Gula aren yang meleleh memberi sensasi hangat yang tidak terlihat dari luar. Filosofi ini mengajarkan bahwa kebaikan sejati tidak perlu ditunjukkan secara mencolok-ia justru terasa ketika seseorang berinteraksi dan merasakan ketulusan kita.

Dalam budaya Jawa, nilai seseorang diukur dari ketulusan hatinya, bukan dari tampilan luar atau kemegahan yang terlihat. Klepon menjadi simbol bahwa kebaikan hati sering hadir dalam diam, tetapi selalu memberikan dampak. Sama seperti gula aren yang tersembunyi, ketulusan adalah energi yang bekerja dari dalam dan dapat dirasakan tanpa harus diumbar.

2. Warna Hijau sebagai Lambang Kehidupan

Klepon identik dengan warna hijau lembut yang berasal dari air daun suji atau pandan. Warna ini bukan sekadar estetika, melainkan simbol kehidupan dan kesuburan dalam filosofi Jawa. Hijau menggambarkan hati yang teduh, pikiran yang jernih, dan perilaku baik yang menjauhkan manusia dari kejahatan.

Melalui klepon, masyarakat Jawa seolah diingatkan untuk menjaga hati tetap "hijau": bersih, hidup, dan terus tumbuh. Kehidupan sejatinya menuntut kita untuk selalu melakukan kebaikan, memperbaiki diri, dan menjaga hubungan dengan sesama.

3. Bentuk Bulat yang Tidak Sempurna: Cermin Kehidupan Manusia

Jika diperhatikan, bentuk bulat klepon tidak pernah benar-benar sempurna. Selalu ada sisi yang sedikit rata, retak kecil, atau ukuran yang tidak seragam. Ketidaksempurnaan ini menggambarkan sifat manusia yang tidak pernah benar-benar sempurna.

Dalam filosofi Jawa, manusia diajak untuk menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan. Klepon menjadi pengingat agar kita menerima diri apa adanya, memahami kekurangan diri, dan terus berusaha menjadi lebih baik. Ketidaksempurnaan bukanlah kelemahan, melainkan bagian alami dari kehidupan.

4. Proses Pembuatan Klepon: Pelajaran tentang Kesederhanaan dan Perjalanan Hidup

Kue Klepon disebut jajanan tak islamiKue Klepon Foto: iStock

Klepon dibuat dari bahan-bahan sederhana: tepung ketan, gula merah, air daun suji, dan parutan kelapa. Cara membuatnya pun tidak rumit, namun membutuhkan ketelatenan. Mulai dari menguleni adonan, membulatkan, mengisi gula aren, merebus hingga mengapung, hingga menggulingkannya dalam kelapa-semuanya adalah proses yang memerlukan kesabaran.

Filosofi ini mengajarkan bahwa hidup adalah serangkaian proses. Tidak ada hasil tanpa usaha. Seperti klepon yang harus melalui panas air mendidih untuk matang, manusia juga perlu melewati tantangan dan pengalaman agar menjadi lebih kuat. Kesederhanaan bahan dalam klepon juga mengajarkan bahwa kebahagiaan bisa datang dari hal-hal kecil apabila kita menjalaninya dengan syukur.

Resep Klepon Hijau Tradisional

Bagi pembaca yang ingin mencoba membuat klepon sendiri, berikut resep lengkap berdasarkan buku Kue-Kue Indonesia karya Yasa Boga:

Kue Klepon disebut jajanan tak islamiKue Klepon Foto: iStock

Bahan-bahan:

  • 250 gr tepung ketan
  • Âŧ sdt garam
  • ÂŊ sdt air kapur sirih
  • 2 sdm air daun suji
  • 125 ml air hangat
  • 100 gr gula merah (iris halus)
  • Parutan kelapa secukupnya

Cara Membuat:

  1. Campurkan tepung ketan, garam, air kapur sirih, dan air daun suji.
  2. Tambahkan air hangat sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga halus.
  3. Bagi adonan menjadi 15 bagian, lalu bulatkan dan pipihkan.
  4. Isi setiap bagian dengan 1 sdt gula merah.
  5. Tutup dan rapatkan adonan hingga kembali berbentuk bulat.
  6. Didihkan air, lalu masukkan bulatan satu per satu.
  7. Rebus hingga mengapung.
  8. Angkat dan tiriskan.
  9. Gulingkan dalam parutan kelapa hingga rata.

Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, klepon mengajarkan pelajaran berharga: tetaplah sederhana, jalani proses, dan terima ketidaksempurnaan. Nilai-nilai ini tidak hanya milik masa lalu, tetapi menjadi pedoman penting bagi siapa pun yang ingin hidup lebih tenang dan bermakna.

Melalui klepon, masyarakat Jawa mewariskan pesan kehidupan yang tetap indah untuk direnungkan hingga hari ini.




(ihc/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads