Menyusuri Cita Rasa Legendaris Probolinggo

Menyusuri Cita Rasa Legendaris Probolinggo

Muhammad Faishal Haq - detikJatim
Kamis, 06 Nov 2025 09:00 WIB
Rawon Nguling Probolinggo
Rawon Nguling Probolinggo. Foto: Istimewa/dok 24 Jam Trans TV
Probolinggo -

Probolinggo tak hanya dikenal dengan keindahan alamnya dan pesona Gunung Bromo yang menawan, tetapi juga dengan kekayaan kulinernya yang menggoda selera. Di balik setiap sajian tradisional tersimpan kisah panjang tentang budaya, sejarah, dan kebersamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Cita rasa autentik dari rempah-rempah lokal membuat kuliner Probolinggo tak pernah kehilangan penggemar, baik dari warga setempat maupun para pelancong yang singgah. Dari semangkuk rawon legendaris yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda hingga wedang hangat yang nikmat dinikmati di malam hari.

Semua kuliner khas kota ini menawarkan kelezatan yang sulit dilupakan. Setiap hidangan bukan sekadar makanan, melainkan potongan cerita tentang identitas dan kehangatan masyarakat pesisir yang membuat siapa pun rindu untuk kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kuliner Legendaris Probolinggo

Probolinggo menyimpan banyak kuliner legendaris yang menggoda lidah dan sarat sejarah. Dari olahan hasil laut segar hingga jajanan tradisional yang telah bertahan puluhan tahun, setiap hidangan menghadirkan cita rasa khas pesisir yang sulit dilupakan. Berikut sejumlah kuliner legendaris Probolinggo yang layak dicoba.

ADVERTISEMENT

1. Rawon Nguling

Salah satu ikon kuliner Probolinggo yang sudah ada sejak 1942. Rawon nguling resmi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2018.

Kuahnya hitam pekat karena penggunaan kluwek, dipadu rempah khas, daging sapi, dan lauk tambahan lainnya seperti tauge kecil, kerupuk udang. Harganya dibanderol mulai Rp 25.000 per porsi.

2. Soto Ayam Kraksaan Pak Koya

Tak jauh dari sana, ada Soto Ayam Kraksaan Pak Koya yang menjadi destinasi wajib bagi pencinta kuliner soto. Kuliner ini menggunakan ayam jantan, kuah santan kental, dan tambahan koya, yang memberi rasa unik.

Warung Soto Ayam Kraksaan Pak Koya sudah eksis sejak era 1950-an, dan pernah meraih prestasi dalam kompetisi makanan khas Jawa Timur. Lokasinya di Jalan Mayjen Sutoyo, Patokan, Kraksaan.

3. Sate Lalat

Salah satu kuliner unik dari Probolinggo adalah sate lalat. Nama lalat merujuk pada ukuran dagingnya yang kecil seperti lalat, karena tusuk sate memakai lidi pohon kelapa yang tipis.

Sate lalat disajikan dengan bumbu kacang dan kecap kental. Kuliner ini cocok untuk camilan ringan atau lauk pendamping nasi. Harga seporsinya sekitar Rp 7.000 untuk 10 tusuk.

4. Nasi Jagung dan Nasi Glepungan

Nasi jagung merupakan salah satu makanan tradisional yang sangat legendaris di Probolinggo. Hidangan ini terbuat dari campuran jagung dan nasi, disajikan bersama aneka lauk seperti tahu, tempe, sayur mayur, ayam goreng, ikan asin, dan sambal yang menambah cita rasa khas pedesaan.

Sementara itu, nasi glepungan adalah varian nasi putih yang juga dicampur dengan olahan jagung. Menu ini kerap hadir dalam berbagai acara adat maupun pernikahan, disajikan lengkap dengan lauk pauk tradisional yang menggugah selera.

5. Petis Probolinggo

Petis khas Probolinggo dikenal memiliki cita rasa gurih dan legit yang berbeda dari daerah lain. Terbuat dari olahan ikan tongkol, tuna, atau kepiting, petis ini hadir dalam beberapa varian.

Seperti petis mercon, petis pedas, hingga petis ikan asli. Biasanya digunakan sebagai pelengkap rujak, tahu petis, atau berbagai hidangan tradisional lainnya yang membutuhkan sentuhan rasa khas pesisir.

6. Sirup Pokak atau Wedang Pokak

Minuman legendaris ini biasanya disajikan pada perayaan besar. Bahan-bahannya, antara lain jeruk purut, gula merah dan putih, kayu manis, jahe, sereh, cengkeh, kapulaga, pandan. Rasa asam manis dengan rempah yang kuat menjadikannya pilihan minuman penyegar sekaligus penghangat.

7. Wedang Angsle

Minuman hangat khas Probolinggo ini paling cocok dinikmati pada malam hari atau saat hujan turun. Wedang angsle berisi campuran ketan, kacang hijau, putu, kolang-kaling, mutiara, dan potongan roti.

Semua bahan-bahan itu kemudian disajikan dengan kuah jahe bercampur santan. Perpaduan rasa manis dan hangatnya membuat minuman tradisional ini selalu jadi favorit untuk mengusir dingin.

Kuliner-kuliner ini bukan sekadar makanan, tetapi identitas lokal. Rawon nguling sebagai Warisan Budaya Tak Benda, sate lalat yang nama dan bentuknya unik, serta nasi jagung/nasi glepungan yang mengakar pada adat masyarakat setempat.

Artikel ini ditulis Muhammad Faishal Haq, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads