Kuah hitam pekat dengan potongan daging empuk, sepiring nasi hangat, dan taburan tauge segar-itulah perpaduan sederhana yang membuat Rawon Rampal selalu menggoda lidah warga Malang sejak puluhan tahun lalu. Tak heran, kuliner ini disebut sebagai salah satu rawon paling legendaris di Kota Malang.
Di tengah banyaknya warung rawon di Malang, Rawon Rampal tetap punya tempat istimewa di hati pencinta kuliner. Berdiri sejak 1957 di Jalan Panglima Sudirman 71A, tepat di dekat Lapangan Rampal, warung ini telah melewati lebih dari enam dekade tanpa kehilangan cita rasa otentiknya.
Rawon sendiri adalah kuliner khas Jawa Timur yang dikenal dengan kuah hitamnya yang pekat. Bumbu keluak menjadi kunci rasa gurih dan aroma rempah yang khas. Sejak berabad-abad lalu, rawon bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari identitas budaya masyarakat Jawa Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Rawon Rampal
Warung Rampal pertama kali didirikan Sangadi Syariah pada tahun 1957. Saat itu, bangunannya masih sangat sederhana, berdinding gedeg atau anyaman bambu. Seiring waktu, warung ini berkembang dan kini dikelola generasi ketiga, Ninik Wahyuni, yang tetap mempertahankan racikan khas keluarganya.
Selama lebih dari enam dekade, Rawon Rampal dikenal karena konsistensinya menjaga cita rasa. Racikan bumbu yang diwariskan turun-temurun masih digunakan hingga kini, tanpa banyak perubahan dari resep asli sang pendiri.
Kuah hitamnya terasa gurih dengan aroma rempah yang kuat, tapi tetap ringan karena diolah tanpa lemak berlebihan. Itulah yang membuat banyak pelanggan lama terus kembali-mereka tahu rasa rawon di sini selalu sama seperti dulu.
Keistimewaan lain terletak pada cara memasak yang masih tradisional. Di tengah modernisasi dapur, Warung Rampal tetap setia menggunakan tungku dan arang. Daging sapi direbus perlahan hingga empat jam.
Tujuannya agar daging empuk sempurna dan menghasilkan kaldu bening dengan rasa gurih alami. Metode klasik ini bukan hanya menjaga kelezatan, tapi juga menghadirkan sensasi kuliner lawas yang autentik.
Menu Rawon Rampal
Setiap porsi Rawon Rampal disajikan dengan nasi putih hangat, irisan daging sapi yang besar dan empuk, kecambah segar, sambal pedas, serta pelengkap lain yang membuat rasanya semakin kaya. Bagi yang tidak terlalu lapar, tersedia pilihan setengah porsi.
Harga untuk seporsi rawon di sini sekitar Rp 40.000, memang lebih tinggi dibandingkan warung rawon umumnya, tetapi akan terasa sepadan dengan kualitas rasa dan porsi daging yang melimpah.
Selain rawon, warung ini juga menawarkan beragam menu lain seperti soto daging, nasi campur, dan nasi pecel. Di meja pengunjung, tersedia pula lauk tambahan seperti tempe goreng, perkedel, hingga aneka gorengan.
Tak ketinggalan, jajanan pasar khas Jawa juga disajikan sebagai camilan pembuka atau teman menunggu antrean saat sedang duduk menunggu menu utama di bangunan bergaya jadul dengan kesan autentik.
Jam Buka Rawon Rampal
Warung Rawon Rampal buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Pada jam makan siang, antrean panjang kerap terjadi karena banyaknya pelanggan yang datang.
Popularitasnya bahkan menarik perhatian tokoh penting seperti presiden ketujuh Joko Widodo, juga presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah makan langsung di sini.
Tak hanya warga lokal, pengunjung dari luar kota pun rela jauh-jauh datang demi menikmati semangkuk rawon legendaris ini. Cita rasa otentik dari resep turun-temurun yang selalu siap dinikmati setiap saat yang membuat para pengunjung terus mengalir berdatangan.
Nuansa tradisional yang dipertahankan di warung legendaris ini juga membuatnya layak menjadi destinasi wajib bagi pecinta rawon dan wisatawan yang ingin merasakan kuliner khas Jawa Timur dengan sentuhan otentik.
Rawon Rampal bukan sekadar kuliner, tapi bagian dari kisah panjang Kota Malang. Dari generasi ke generasi, cita rasa kuah hitamnya menjadi simbol kehangatan, warisan, dan kebanggaan-bahwa di tengah perubahan zaman, rasa autentik selalu menemukan caranya untuk tetap hidup.
(ihc/irb)