Siropen Leo, Minuman Legendaris Asal Kota Malang

#RamadanJadiMudah by BSI

Siropen Leo, Minuman Legendaris Asal Kota Malang

Muhammad Aminudin - detikJatim
Minggu, 16 Mar 2025 09:00 WIB
Siropen Leo, Minuman Legendaris asal Kota Malang
Siropen Leo, sirop asal Kota Malang (Foto: Muhammad Aminudin/detik Jatim)
Kota Malang -

Sirup menjadi minuman khas saat berbuka puasa maupun Lebaran. Di Kota Malang ada produsen sirup legendaris turun temurun sejak tahun 1948.

Minuman itu memiliki nama Siropen Leo yang merupakan produk rumahan berada di Jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Sirop ini pertama kali diproduksi tahun 1948 oleh generasi pertama, bernama Tjan Ing Tjhan.

Saat ini Siropen Leo dikelola Daniel Hartono merupakan generasi keempat. Daniel tetap menjaga kualitas Siropen Leo dengan mempertahankan resep diberikan secara turun temurun dari kakek buyutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yaitu dengan tetap mengandalkan rasa manis memakai gula pasir tebu. Dalam pembuatan Siropen Leo, Daniel juga tidak memakai pemanis buatan.

Daniel menjelaskan, awalnya produksi sirup berada di kawasan Jalan Zaenal Zakse, Kota Malang. Kemudian sekitar tahun 1980 berpindah ke Jalan Brigjen Katamso sampai hari ini.

ADVERTISEMENT

Menurut Daniel saat awal pembuatan kakek buyutnya memproduksi sirop dengan varian rasa cukup terbatas. Yakni rose, leci dan cocopandan. Namun kini, Daniel sudah mengembangkan beragam rasa sirop, demi memenuhi permintaan pasar.

"Usaha sirop ini terus kami kembangkan. Dan kini total sudah ada 11 varian rasa yaitu blewah, lemon squash, coffee mocca, leci putih, leci hijau, rosen, frambozen, aardbeien atau strawberry, cocopandan, melon dan anggur," bener Daniel kepada wartawan, Sabtu (15/3/2025).

Untuk pembuatan, lanjut Daniel, dirinya tidak hanya terpaku kepada resep yang sudah turun temurun. Tetapi cara pembuatan juga masih mempertahankan cara tradisional dan manual.

Mulai dari proses memasak, pengisian sirop ke dalam botol hingga menempel label. Sementara alur pembuatannya yaitu gula dengan air dan bahan-bahan lainnya dicampur dan dimasak jadi satu hingga benar-benar larut. Setelah itu, disaring hingga bersih dan didinginkan.

"Selanjutnya diberi perasa dan warna lalu dimasukkan ke dalam kemasan botol. Dari sekian proses itu, yang paling lama ya proses pendinginannya," ungkapnya.

Bahkan, kuali yang digunakan untuk membuat sirup, itu dipertahankan sejak pertama kali ada tahun 1948 sampai sekarang.

"Kuali ini sejak awal ada sampai sekarang kita pakai. Kalau awal buat, nunggu lama harus nunggu panas. Kalau prosesnya ya 24 jam lah sampai pengemasan," katanya.

Berkat eksistensinya, sirop legendaris ini memiliki pangsa pasar sendiri. Untuk di Kota Malang, dipasarkan di toko-toko tertentu.

"Selain dalam kota, kami juga mengirimkannya ke luar kota. Karena beberapa konsumen ada yang tinggal di Semarang, Solo, Bandung bahkan Bali," tuturnya.

Saat ramadan ini, Daniel mampu memproduksi 3.000 botol per harinya. Ini meningkat 300 persen dari hari hari biasanya.

"Meningkatnya 300 persen. Biasanya kan 1.000 botol per hari, sekarang sampai 3.000 botol per hari," pungkasnya.




(mua/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads