Mengenal Festival Kue Manco Khas Madiun

Mengenal Festival Kue Manco Khas Madiun

Sri Rahayu - detikJatim
Senin, 30 Sep 2024 15:01 WIB
Kue Manco Madiun
Kue Manco Madiun. Foto: Sugeng Harianto
Madiun -

Madiun, sebuah kota kecil di Jawa Timur, dikenal dengan beragam kuliner yang menggugah selera, salah satunya adalah kue manco. Saking terkenalnya, setiap tahun, Madiun menggelar Festival Kue Manco yang menjadi salah satu ajang promosi kuliner daerah dan merayakan kekayaan budaya lokal.

Festival ini tidak hanya menarik perhatian warga lokal, tetapi juga wisatawan dari berbagai daerah. Festival Kue Manco juga menjadi festival budaya yang harus terus didukung dan dilestarikan, apalagi kue manco pernah menyabet berbagai penghargaan bergengsi.

Seperti pada Festival Manco Madiun 2023 yang diadakan di Lapangan Desa Tambakmas, Kecamatan Kebonsari, kue manco masuk Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai sajian terbanyak dengan total 50 ribu kue yang disajikan dalam 455 gunungan tumpeng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Kue Manco

Kue manco merupakan makanan khas yang menjadi warisan nenek moyang dan diyakini hanya ada di Desa Tambakmas. Dalam sejarahnya, kue ini sering disajikan untuk keluarga Kerajaan Gelang-gelang yang berpusat di Dolopo.

Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-13, dengan Raja Jayakatwang sebagai salah satu penguasa yang terkenal, yang wafat pada tahun 1293. Penemuan Situs Ngurawan di Desa Doho, Kecamatan Dolopo, memperkuat keberadaan kerajaan ini.

ADVERTISEMENT

Kerajaan Gelang-gelang dipimpin Jayakatwang, yang merupakan putra mahkota Raja Kediri, Sastrajaya. Saat itu, Sastrajaya memerintah Kediri di sisi barat Sungai Brantas, sementara Kertanegara berkuasa di Daha, di sisi timur sungai.

Jayakatwang menggantikan Sastrajaya pada tahun 1271 dan berhasil menghancurkan pemerintahan Kertanegara di Singasari pada tahun 1292, sebelum akhirnya ia dikalahkan Raden Wijaya setahun kemudian.

Setelah runtuhnya Kerajaan Gelang-gelang, wilayahnya perlahan surut dari peta sejarah, yang kemudian dikenal sebagai Keraton Pandan Alas ketika Majapahit berdiri. Meskipun demikian, kue manco tetap eksis dan terus diproduksi di Desa Tambakmas, yang terletak di arah barat Dolopo.

Menurut keterangan para tetua, kue manco yang manis dan lengket melambangkan hubungan erat dan harmonis antar masyarakat. Dengan cita rasa yang khas, kue manco tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga menjadi representasi nilai-nilai sosial yang terjalin dalam komunitas setempat.

Apa Itu Kue Manco?

Kue manco merupakan jajanan tradisional yang terbuat dari campuran tepung ketan, gula merah, dan santan. Bentuknya yang unik dan warna-warni membuat kue ini semakin menarik. Kue manco memiliki cita rasa manis dan gurih, dengan tekstur yang kenyal.

Rasa khas kue manco menjadikannya camilan favorit di kalangan masyarakat Madiun. Biasanya, kue ini disajikan dalam berbagai bentuk dan ukuran, serta dihias dengan taburan kelapa parut atau topping lainnya, seperti informasi dari laman resmi Kabupaten Madiun.

Pada awalnya, kue manco ini disajikan dalam bentuk contong atau kerucut yang dibungkus dengan menggunakan daun jati. Seiring berkembangnya zaman, kue manco bisa ditemukan dalam berbagai variasi. Tak hanya rasanya yang bervariasi, tetapi bentuk kue manco juga bervariasi mulai dari bentuk segitiga, kotak, hingga bulat.

Tak hanya itu, masyarakat Madiun, khususnya Desa Tambakmas mengembangkan dan melestarikan kuliner ini dengan berbagai inovasi baru. Seperti menerapkan dan menambahkan varian topping di atas kue manco, yang menambahkan kesan unik dan menarik dicicipi.

Festival Kue Manco

Festival Kue Manco tidak hanya menjadi ajang mencicipi berbagai variannya, tetapi menghadirkan kegiatan menarik seperti pameran produk kuliner dan pertunjukan seni daerah. Pengunjung dapat melihat langsung cara pembuatan kue manco langsung dari para perajin lokal, serta membeli kue-kue tersebut sebagai oleh-oleh.

Festival ini juga menjadi sarana bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk mempromosikan produk dalam pasar wisata UMKM, yang mampu meningkatkan pendapatan dan keberlangsungan usaha. Acara ini juga turut mendukung pariwisata lokal dengan menarik minat pengunjung untuk datang ke Madiun.

Festival ini telah dilaksanakan selama lima kali dan diakui menjadi salah satu festival budaya unik di Madiun. Festival Kue Manco mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebudayaan dan mempertahankan festival budaya ini.

Kemeriahan selalu mewarnai Festival Kue Manco. Suasana ramai ditambah aroma kue yang menggugah selera, menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Bagi masyarakat Madiun, festival ini adalah momen merayakan warisan kuliner yang sudah ada sejak lama dan menjaga tradisi tetap hidup.

Festival Kue Manco Madiun menjadi salah satu contoh bagaimana budaya kuliner lokal dapat diangkat dan diperkenalkan kepada khalayak luas. Melalui festival ini, diharapkan kue manco dan kuliner tradisional lainnya semakin dikenal, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.

Dengan terus melestarikan dan mempromosikan kuliner khas daerah, Madiun dapat mempertahankan identitas budayanya sambil menarik perhatian para wisatawan. Dengan begitu, Festival Kue Manco bukan hanya sekadar perayaan kuliner, tetapi wujud dari cinta masyarakat terhadap budaya dan tradisi di Madiun.

Artikel ini ditulis oleh Sri Rahayu, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads