Seorang ibu rumah tangga warga desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang membuat kripik salak pondoh khas lereng gunung Semeru. Namanya Siska Dita Anggraini (37). Dibantu sejumlah tetangga sebagai karyawan, produksi keripik salak yang dia buat cuan jutaan rupiah.
Pantauan detikJatim di tempat produksi makanan ringan ini, para pekerja mengupas salak yang sudah matang dan membelahnya menjadi dua untuk menghilangkan bijinya.
Setelah daging salak yang telah diproses itu dibekukan di freezer selama 24 jam, selanjutnya para karyawan memproses bahan baku itu dengan mesin vacuum friyer selama 1 jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, keripik salak yang sudah digoreng dimasukkan ke dalam mesin spinner untuk menghilangkan sisa minyak goreng hingga keripik salak siap untuk dikemas.
![]() |
Usaha keripik salak ini sudah dimulai oleh Siska sejak 2021 lalu karena melihat potensi buah salak yang melimpah di kabupaten Lumajang. Dalam sekali produksi, dia mampu memproduksi 60 kg salak menjadi keripik salak.
"Ide awal membuat keripik salak karena melihat peluang buah salak yang melimpah di kabupaten Lumajang," ujar Siska saat ditemui detikJatim, Sabtu (7/9/2024).
Keripik salak pondoh khas lereng gunung Semeru ini memiliki rasa yang renyah dan manis alami karena menggunakan salak pondoh yang masak. Satu bungkus keripik salak kemasan 50 gram itu dibanderol seharga Rp 15.000.
Dalam satu bulan, Siska bisa mendapatkan cuan hingga Rp 7 juta. Tidak hanya memenuhi permintaan warga di Lumajang, Namun kripik salak dipasarkan di sejumlah kota seperti Yogyakarta dan Bima.
"Untuk pemasaran Alhamdulillah sudah sampai keluar kota seperti Yogyakarta dan kota Bima," kata Siska.
(dpe/iwd)