.webp)
Pencinta kopi wajib mencoba varian baru dari Desa Sambirejo, Wonosalam, Jombang. Sebab, nikmatnya kopi excelsa baceman madu ini dijamin bikin ketagihan.
Kopi baceman madu (Honey Coffee Bacem) ini buah inovasi Samsiran (61). Warga Desa Sambirejo ini sudah 2 tahun mengolah kopi excelsa dengan madu murni untuk menghasilkan varian kopi baru yang lebih nikmat.
Tentu saja nikmatnya kopi baceman madu tercipta dari proses yang panjang. Sebab biji kopi excelsa lebih dulu direndam dengan madu lebah murni selama satu tahun. Setiap drum ia isi dengan 50 liter air, 15 liter madu dan 50 kilogram sampai 60 kilogram kopi excelsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masing-masing drum ditutup rapat selama satu tahun. Setelah dibacem, biji kopi dicuci dan dikeringkan, baru disangrai," terangnya kepada wartawan di tempat produksinya, Rabu (16/8/2023).
Kopi baceman madu buatan Samsiran mempunyai aroma dan rasa yang unik. Cita rasanya manis, sedikit asam dan pahit menjadi satu. Sehingga, tak perlu ditambah gula untuk menikmatinya. Selain itu, kopi ini berkhasiat.
 Kopi excelsa baceman madu di Jombang Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim |
"Keunggulannya aman untuk penderita asam lambung, rasanya memang istimewa. Bisa juga menambah daya tahan tubuh karena kandungan madunya," jelasnya.
Selama ini, Samsiran memang peternak lebah madu sekaligus petani kopi excelsa. Inspirasi memproduksi kopi baceman madu datang dari Kopi Cing khas Wonosalam. Kopi Cing juga mempunyai cita rasa khas karena direndam dengan air cucian beras.
"Kemudian saya punya ide kopi saya rendam dengan madu. Ternyata rasanya lebih enak daripada Kopi Cing dan kopi fermentasi yang lain," ujarnya.
Meski begitu, harga kopi baceman madu buatan Samsiran masih ramah di kantong. Kopi bubuk ia banderol Rp 300.000 per kilogram. Sedangkan harga kemasan 100 dan 200 gram hanya Rp 30.000 dan Rp 60.000.
 Kopi excelsa baceman madu di Jombang Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim |
Pemasarannya juga sudah merambah berbagai daerah di tanah air. Antara lain ke Surabaya, Banyuwangi, Madiun, Magetan, Solo, Yogyakarta, Padang, Batam dan Jayapura.
"Saat ini, penjualan rata-rata 50 kilogram kopi bubuk per bulan, omzet saya Rp 15 juta," tandasnya.
(hil/fat)
