Kuliner nasi bebek dan ayam goreng di Jalan Mojopahit, Surabaya, yang lebih dikenal Nasi Minyak saat ini viral. Abdul Rosul (30), pemilik lapak Nasi Minyak mengklaim dia tidak memakai minyak sawit biasa. Melainkan minyak yang muncul saat mengukus bebek.
Minyak di penggorengan miliknya tidak pernah diganti hingga menghitam. Kalau minyak itu mulai habis, ditambah dengan minyak bebek yang sudah dikumpulkan dalam sejumlah botol.
"Nggak diganti. Kalau habis ditambah. Nggak membuang minyak, soalnya minyak dan sambal juga disiram," ujar Abdul ketika ditemui detikJatim pada Rabu (18/1/2023) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ya, seperti namanya, minyak dalam sajian kuliner satu ini ada di mana-mana. Di sambal, di bumbu kuning yang disiramkan ke nasi, juga di lauk bebek maupun ayamnya.
Minyak sisa menggoreng lauk bebek dan ayam itulah yang disiramkan ke sambal dan bumbu kuning.
Saat mengunjungi lapaknya, detikJatim sempat menanyakan bagaimana cara Abdul mendapatkan minyak bebek tersebut? Menurutnya, minyak itu adalah lemak yang muncul saat bebek dikukus.
Ia kemudian menyisihkan lemak itu dalam botol lalu memanfaatkannya sebagai minyak untuk menggoreng bebek.
Meski warna dan tekstur minyak yang ada dalam sejumlah botol sekilas sangat mirip dengan minyak goreng sawit biasa, menurut Abdul itu bukan minyak goreng sawit. Dia meyakinkan kembali bahwa itu adalah minyak bebek.
"Minyak bebek warnanya lebih gelap dan lebih kental. Sekilas memang mirip minyak biasa," demikian klaim Abdul.
![]() |
Selain penuh minyak, Abdul bilang yang membedakan Nasi Minyak buatannya dengan hidangan bebek atau ayam lain adalah lalapannya. Lapak yang sudah dibuka sejak 2002 menyediakan lalapan kubis goreng yang jarang dijumpai dalam kuliner sejenis.
"Yang lain jarang ada kubis goreng. Bumbunya juga beda," katanya.
Meski berlimpah minyak bebek, kuliner Nasi Minyak tetap diminati para pecinta bebek dan ayam goreng.
Salah satu pembeli, Ade Resti (24) mengaku suka beli Nasi Minyak karena rasanya berbeda dan lebih enak dibanding yang lain. Meskipun dia tahu ada banyak minyak dan kolesterol yang menanti.
"Iya takut kolesterol sih, tapi enak juga. Ya ga sering-sering makannya, kalau kepingin saja. Yang penting diimbangin sama olahraga," tutupnya.
Lapak Nasi Minyak memang baru buka pukul 19.00 WIB. Buka setiap hari, mas-mas pedagang Nasi Minyak itu melayani pembeli hingga seluruh porsi habis atau maksimal sekitar pukul 02.00 WIB.
![]() |
Harganya pun cukup terjangkau. Untuk seporsi nasi dengan lauk bebek atau ayam dibanderol seharga Rp 20 ribu. Kalau beli lauk tanpa nasi harganya Rp 15 ribu.
Selain itu tersedia juga lauk ampela ati baik bebek atau ayam. Kalau tanpa nasi harganya Rp 12 ribu. Lalu tambahan lain seperti kepala ayam atau bebek Rp 5 ribu, sayap Rp 3 ribu, dan usus Rp seribu.
Simak Video 'Kata Penjual soal Kuliner 'Nasi Minyak' Bebek Surabaya yang Lagi Viral':