Kepolisian Resor (Polres) mulai menggelar Operasi Lilin Semeru pada 20 Desember 2025 - 2 Januari 2026. Beberapa fokus kepolisian adalah pengamanan gereja dan objek wisata.
Kapolres Tulungagung, AKBP Mohammad Taat Resdi, mengatakan pada operasi kali ini pihaknya menerjunkan 302 personel gabungan dari polisi, TNI, dinas perhubungan, Satpol PP dan sejumlah instansi lain.
"Pada pelaksanaannya nanti, seluruh personel Polri itu akan dilibatkan baik di tingkat polres maupun tingkat polsek untuk pelaksanaan pengamanan," kata AKBP Taat, Jumat (19/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat empat sasaran operasi yang menjadi fokus kepolisian, di antaranya pengamanan gereja, kelancaran lalu lintas objek wisata, kelancaran pasokan bahan pangan dan antisipasi bencana hidrometeorologi.
Menurutnya di Kabupaten Tulungagung terdapat 106 gereja yang tersebar di 17 kecamatan. Sedangkan dua kecamatan yang tidak memiliki fasilitas gereja yaitu Kecamatan Tanggunggunung dan di Sumbergempol.
"Kami sudah dapatkan data untuk kegiatan ibadahnya dan itu nanti menjadi prioritas untuk keamanan kelancaran pelaksanaan ibadah atau lain. Sebelumnya kami juga akan lakukan proses sterilisasi," imbuhnya.
Sementara itu untuk keamanan, keselamatan, ketertiban dan pengendalian lalu lintas (kamseltibcarlantas) akan diutamakan untuk jalur menuju kawasan wisata serta pusat kota yang menjadi titik kumpul perayaan tahun baru 2026.
Pada momen Nataru dipastikan akan terjadi peningkatan arus lalu lintas khususnya di daerah tujuan wisata di Kecamatan Besuki, Kalidawir dan Pucanglaban.
"JLS itu selalu ramai wisatawan yang ke pantai di Tulungagung maupun yang mengarah ke pantai di Trenggalek," ujarnya.
Pihaknya akan melakukan rekayasa lalu lintas jika terjadi kepadatan arus lalu lintas, seperti pada saat jam pulang dari destinasi wisata. "Biasanya sore hari akan padat karena ada limpahan dari Trenggalek, kalau padat akan diberlakukan one way," jelasnya.
Untuk mendukung Operasi Lilin Semeru 2025 pihaknya menyiapkan sejumlah posko pengamanan di tempat strategis. Keberadaan pos tersebut diharapkan akan mempercepat penanganan jika terjadi problem.
"Arus distribusi bahan pokok juga menjadi fokus kami, termasuk upaya antisipasi kerawanan bencana alam hidrometeorologi. Seperti diketahui bulan ini diprediksi menjadi puncak musim penghujan," jelas Taat.
(auh/abq)











































