Kapolrestabes Surabaya Kombes Luthfie Sulistiawan mengapresiasi kekompakan warga yang ikut menjaga keamanan kota saat terjadi kerusuhan beberapa waktu lalu. Menurunnya, semangat gotong royong masyarakat menunjukkan bahwa julukan Surabaya sebagai Kota Pahlawan masih melekat pada generasi saat ini.
"Karena dukungan seluruh warga masyarakat Kota Surabaya, saya menyampaikan terima kasih. Ketika ada perusuh, secara spontan masyarakat melakukan langkah-langkah untuk membentengi kampungnya, membentengi wilayahnya, sehingga terhindar dari kerusakan yang lebih parah," kata Luthfie.
Ia mencontohkan peran warga di Wonokromo yang bahu membahu menjaga lingkungan sepanjang malam. Hasilnya, tidak ada kerusakan berarti di wilayah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah tidak ada kerusakan yang berarti. Mudah-mudahan dengan guyubnya warga, ke depan hal-hal demikian bisa kita hindari," jelasnya.
Luthfie juga mengingatkan para orang tua untuk memantau anak-anak mereka agar tidak mudah terprovokasi.
"Berikan edukasi supaya tidak ikut ajakan yang tidak jelas. Kita bisa hindarkan anak-anak dari kegiatan anarkis yang bisa mencelakai diri mereka sendiri," ucapnya.
Luthfie menegaskan saat ini kondisi Surabaya sudah aman dan masyarakat dipersilahkan kembali beraktivitas seperti biasa.
"Kami terus patroli bersama Brimob dan pasukan lain. Warga pun antusias menjaga keamanan. Mudah-mudahan Surabaya tetap kondusif," tambahnya.
Terkait pernyataan pemerintah soal dispensasi untuk anak-anak yang ikut demonstrasi, Luthfie menegaskan ada perbedaan antara demonstran dengan perusuh.
"Dalam masa unjuk rasa, aspirasi warga tetap kita hargai dan layani dengan baik. Namun ada kelompok lain yang melakukan pembakaran, pencurian sepeda motor, hingga perusakan. Ini yang harus dibedakan," jelasnya.
Luthfie menegaskan jangan sampai aksi unjuk rasa dicampuradukkan dengan tindakan anarkis.
"Kelompok perusuh justru melempari mahasiswa yang demo dengan tertib. Jadi harus jelas, mereka bukan demonstran, melainkan perusuh," pungkasnya.
(auh/hil)