Baru-baru ini mahasiswa ITS memiliki ide brilian. Mereka menciptakan pasir kucing yang ramah lingkungan yaitu Facocat.
Inovasi ini muncul karena melihat banyaknya masyarakat Indonesia yang memelihara kucing. Sayangnya, bahan yang digunakan masih tergolong berbahaya.
Tim mahasiswa Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan Facocat. Facocat adalah pasir kucing yang ramah lingkungan. Bahan yang digunakan adalah fys ash dan arang aktif dari sabut kelapa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua tim Kalinda Ayu Prasasti mengatakan lahirnya inovasi pasir kucing yang ramah lingkungan karena kebanyakan pasir kucing bersifat karsinogenik. Bahan tersebut berbahaya bagi kucing.
"Oleh karena itu, kami mencoba memanfaatkan sabut kelapa dan abu layang (fly ash) yang lebih ramah lingkungan pada pembuatan pasir untuk kucing ini," ujar Kalinda.
Kalinda juga menjelaskan sabut kelapa memiliki kandungan selulosa yang berpeluang diolah menjadi arang aktif. Berdasarkan analisis yang sudah mereka lakukan, arang aktif memiliki pori-pori yang terbuka sehingga daya serapnya tinggi.
Selain itu, fly ash juga dibuktikan bisa menggumpal dengan baik ketika terkena bau urea atau kotoran kucing. Hal tersebut dikarenakan fly ash memiliki kemampuan daya serap kelembaban yang cukup pesat karena adanya tingkat porositas yang tinggi. Dengan begitu, Facocat dapat langsung dibuang ke tanah tanpa dapat mencemari lingkungan.
Kalinda menuturkan pembuatan Facocat cukup sederhana. Pembuatan Facocat hanya perlu mengaktivasi dua bahan yaitu fly ash dan arang aktif.
Kemudian prosesnya dibantu dengan zat pengikat supaya sifat penyerapannya muncul. Setelah proses aktivasi, kedua bahan tersebut dicampurkan, diberi air, dan selanjutnya dibentuk menjadi pasir menggunakan mesin granulator. Sehingga jadilah Facocat yang siap pakai.
Keunggulan dari produk Facocat adalah tidak berbau, mudah menggumpal, dapat langsung dibuang ke tanah, food grade, tanpa pewangi, dan bebas debu. Keunggulan tersebut mendapat respons positif dari pembeli produk ini.
![]() |
Kalinda menambahkan respons positif yang ia dan tim dapatkan tak lepas dari strategi pemasaran yang mereka buat. Mereka juga memanfaatkan media sosial untuk melakukan pemasaran produk yang mereka buat.
"Tak hanya menjual Facocat, kami juga mengedukasi pengikut kami tentang manfaat dan pentingnya pasir kucing yang baik," tuturnya.
Berkat idenya yang inovatif ini, Kalinda bersama timnya menjadi salah satu pemenang di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36 pada 2023. Mereka menang dalam kategori Poster untuk Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K). Keberhasilan ini juga tidak lepas dari bimbingan Guru Besar Kimia ITS, Prof Hamzah Fanshuri SSi, MSi, PhD.
Kalinda berharap Facocat dapat segera disebarluaskan dan bermanfaat bagi hewan ataupun lingkungan sekitar. "Harapannya, Facocat dapat segera dikomersilkan secara massal dan membawa kebermanfaatan baik bagi hewan peliharaan maupun lingkungan," tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/fat)