Pelepah pisang memiliki manfaat selain menjadi pupuk kompos. Dengan pengolahan yang tepat pelepah pisang bisa menjadi produk kerajinan tangan yang bisa menghasilkan cuan.
Seperti yang dilakukan 5 mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini. Mereka yang tergabung dalam Tim Vademacrame ini mengolah pelepah pisang menjadi sejumlah produk kerajinan tangan. Salah satunya macrame.
Kelima Mahasiswa itu adalah Nur Diana Mashalizah jurusan Akuntansi, Puteri Maliki Lailatul dan Gita Kalyana Wardani jurusan Akuntansi, Anisa Umi Fauziah jurusan Gizi dan Nur Laila jurusan PGSD. Karya inovasi ini merupakan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide awal ini karena melihat pelepah pisang yang tak banyak diolah dan dimanfaatkan selain menjadi pupuk kompos. Kemudian, salah satu anggota gemar membuat macrame dan tertarik untuk mencoba dari pelepah pisang agar tidak menjadi limbah tak bermanfaat.
"Kami melihat pelepah pisang ga dimanfaatkan, cuma dibuang, jadi pupuk kompos, kami buat kerajinan. Nilai jualnya jadi lebih tinggi," kata Ketua Tim Vademacrame, Nur Diana Mashalizah saat ditemui detikJatim, Rabu (25/10/2023).
Untuk bahan pelepah pisang timnya melakukan survei di Gresik dan mendapatkan salah satu perajin. Di sana mereka mempelajari cara pengolahan kerajinan itu hingga bisa menjadi seperti benang dan bisa dibentuk menjadi kerajinan tangan.
"Di Gresik ada perajin produk tali pelepah pisang. Kami ikut belajar membuat tali pelepah pisang. Belajar dari awal. Awalnya pelepah pisang dijadikan lembaran, dipotong, dililit di alat, lalu diputar dan disambung. Terakhir dikeringkan setelah menjadi tali," jelasnya.
Kerajinan tangan dari pelepah pisang ini menjadi 5 produk. Yakni tatakan gelas, vas bunga, wall decor, wall hanging, serta wall decor dengan sigras.
Dalam pengerjaannya, mereka mengakui ada kesulitan pada desain. Karena bentuknya yang keras, saat uji coba pertama kali membuat tas gagal dan tidak bisa dibentuk.
Kemudian timnya beralih pada kerajinan lainnya. Di mana tali dari pelepah pisang ini bisa dipakai menjadi macrame karena hanya dibentuk bundar. Pembuatan untuk 1 produk bisa memakan waktu 2-3 hari tergantung pada tingkat kesulitannya.
Agar macrame tetap awet dan tidak berjamur, ada cara yang dilakukan. Macrame juga disarankan untuk disimpan di suhu ruang dan tidak terpapar matahari dalam waktu lama.
"Dilapisi cuka dan minyak kelapa untuk menghindari jamur. Dari uji sejak awal pembuatan sampai saat ini tidak ada jamur," ujarnya.
Macrame hasil kerajinan ini juga menghasilkan cuan. Produk dari kelompok mahasiswa semester 3, 5, dan 7 ini dijual secara offline dan online.
"Offline di CFD, online di Instagram, WA dan Shopee. Sampai saat ini 70 terjual. Paling banyak terjual tatakan gelas Rp 25 ribu. Wall decor Rp 90 ribu, vas Rp 95 ribu, wall hanging Rp 50 ribu," pungkasnya.
(dpe/iwd)