Turi Putih Bikin Warga Blitar Raih Juara Teladan Penyuluh Kehutanan dari KLH

Turi Putih Bikin Warga Blitar Raih Juara Teladan Penyuluh Kehutanan dari KLH

Erliana Riady - detikJatim
Kamis, 31 Agu 2023 09:52 WIB
Nur Tajiaturrohmah
Menteri KLH dan Nur Tajiaturrohmah (Istimewa)
Blitar -

Hasil tak akan mengkhianati proses. Setelah melalui proses mandiri selama 10 tahun, warga Blitar dinobatkan menjadi Juara Teladan 2023 Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Berawal sejak tahun 2013, Nur Tajiaturrohmah memanfaatkan lahan kosong sekitar rumahnya menanam empon-empon. Hasil tanamannya itu kemudian diolah menjadi produk minuman jamu yang banyak peminatnya. Dari situlah Nur kemudian punya ide untuk mengajak warga sekitar Desa Kebon Agung Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.

"Ide saya begini, jadi saya yang buat produk. Tapi bahan baku empon-emponnya warga sekitar yang menanam. Nanti hasilnya bisa disetor ke saya dengan harga jual yang lebih tinggi dari pasar," tutur perempuan berusia 43 tahun itu kepada detikJatim, Kamis (31/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu ajakan Nur tidak dihiraukan, bahkan dipandang sebelah mata. Namun Nur tetap ulet dan konsisten dengan aktifitas yang diyakininya akan bermanfaat. Tak hanya bagi kesehatan, namun juga nilai tambah ekonomi.

Tiga tahun berjalan, jamu buatan Nur mulai banyak diminati warga di luar kampung halamannya. Melihat hal ini, tiga perempuan di kampungnya mulai ikut menanam tanaman obat keluarga (Toga) sebagai bahan jamu yang dijual kepada Nur.

ADVERTISEMENT

Baru tahun 2017, saat kemenkes RI menggelar lomba Pemanfaatan Toga dan Akupresure, Nur diajukan sebagai perwakilan dari Kabupaten Blitar. Untuk dapat meraih juara, Nur membagikan bibit toga kepada warga yang mau menanamnya. Kemudian pihak desa juga ikut andil mengambil peran menyadarkan warga sekitar akan manfaat toga, setidaknya bagi pengobatan awal keluarga mereka.

"Alhamdulillah dapat juara 1 Nasional untuk kategori Kelompok Asuhan Mandiri. Nah dari situ saya harus punya inovasi produk yang tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan keluarga. Tapi juga bisa mempunyai nilai tambah ekonomisnya," tandasnya.

Nur TajiaturrohmahProduk Nur Tajiaturrohmah/ Foto: Erliana Riady

Akhirnya, ada 63 produk inovasi olahan tiga yang dihasilkan dengan label Turi Putih. Seperti permen jahe, permen pegagan, brownies toga, minuman Telang bahkan sampai es krim temulawak. Semakin banyak ibu-ibu di Kampung Kebon Agung ikut menanam toga.

Nur juga menyemangati mereka, agar setiap anggota punya produk olahan yang berbeda dengan anggota lainnya. Produk-produk ini sekaligus menggeser mindset, bahwa jamu itu tidak harus pait, sehingga anak-anak doyan mengkonsumsinya.

"Selama ini kan pikiran kita jamu itu mesti pahit dan hanya dikonsumsi orang tua. Dengan inovasi produk saya, jamu saya kemas menjadi permen dan es krim sehingga anak-anak suka. Selain itu untuk meningkatkan kesadaran warga, lebih sehat mengkonsumsi camilan berbahan toga daripada camilan pabrikan," tandasnya.

Lahan toga yang dikelola kelompok Nur-pun berkembang menjadi pusat wisata edukasi toga. Berjuluk Kampung Toga Turi Putih, lokasi ini kerap didatangi wisatawan yang ingin mengenal beragam varietas toga, serta membuat jamu dan camilan sehat bagi keluarga. Pulangnya, pengunjung selalu belanja beragam oleh-oleh hasil olahan toga yang telah dikemas sedemikian rupa agar menarik pembeli.

Produk Turi Putih telah didistribusikan ke seluruh Indonesia. Ada juga beberapa produk yang dibawa pekerja migran hingga Taiwan dan Malaysia. Kampung Kebon Agung makin hijau. Kawasan hutan di sekitarnya juga dimanfaatkan untuk menanam toga, di sela kayu tegakkan yang ada. Nur mampu membuktikan, bahwa manfaat hasil hutan bukan kayu ini, punya nilai ekonomis tinggi jika diolah penuh kreasi.

Perjalanan panjang ini menghantarkan sosok Nur menjadi Juara Teladan PKSM. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menyematkan anugerah itu karena Nur dinilai mampu meningkatkan kesadaran dan kapasitas warga dalam penghijauan. Sekaligus memanfaatkan hasilnya untuk menambah nilai ekonomis hasil hutan bukan kayu.

Turi Putih bagi Nur tak sekedar sebuah nama. Namun menjunjung tinggi ajaran Sunan Kalijaga untuk menebar kebaikan dan manfaat bagi sesama. Karena itu menjadi jalan manusia untuk mendapatkan kebahagian hakiki dan investasi pahala di kehidupan kekal selanjutnya.

"Turi itu mituturi. Putih itu semua hal yang bersih. Jadi sebaiknya kita berbagi kebaikan, berbagi motivasi agar bermanfaat untuk sesama. Setelah berbuat kebaikan itu menjadi ladang ibadah dan investasi pahala untuk kebahagian hakiki pada kehidupan kita selanjutnya di akherat nanti. Aamiin," pungkasnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads