Keren, Dokter Muda FK Unair Diterima S2 Public Policy di Harvard

Keren, Dokter Muda FK Unair Diterima S2 Public Policy di Harvard

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 20 Jun 2023 08:30 WIB
dr Fahrizal Rizky Muharram
Foto: dr Fahrizal Rizky Muharram (Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Fahrizal Rizky Muharram diterima Harvard University dengan jurusan Public Policy. Ia merupakan alumnus kedua Unair yang diterima di kampus ternama Amerika Serikat itu.

Fahrizal mengatakan untuk masuk ke kampus ternama di dunia ini, ia harus memenuhi syarat dari LPDP dan Harvard. Di Harvard sendiri, ada 3 tahapan. Pertama rekomendasi, mulai dari dosen hingga orang yang pernah bekerja sama.

"Kedua CV, membawa program saya ketika pandemi menyuntik mahasiswa di Indonesia yang ngasih vaksinasi Unair paling banyak dan mencetak rekor MURI (2/5/2023), waktu itu koordinator saya. Mungkin dilirik juga. Ketiga Bahasa Inggris. Tiga itu utama. Setelah itu Harvard diterima," kata dr Fahrizal saat ditemui detikJatim di FK Unair, Senin (19/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan untuk LPDP, Fahrizal melewati jalur khusus. Sehingga, hanya melalui proses administrasi dan wawancara. hasilnya diterima pada 8 Juni lalu. Ia juga diberi banyak support dari LPDP, namun harus kembali ke Indonesia setelah lulus.

"Semua ditanggung, mulai dari mengurus visa, berangkat travel, biaya pendidikan ditanggung, ketika datang dikasih sangu, tiap bulan dikasih sangu, asuransi kesehatan, lomba atau penelitian juga dikasih, support negara luar biasa. Makanya harus kembali ke negara," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Fahrizal mengaku tertarik masuk di Public Policy di Harvard karena saat pandemi COVID-19 penanganan tak hanya ditangani di bidangnya saja. Namun juga melibatkan politik dan ekonomi.

Ia lalu menggambarkan stunting yang jika dilihat lebih jauh lagi, kasus ini utamanya pada kekurangan gizi karena kondisi ekonomi. Peran pemerintah sebagai pemangku kebijakan membuat kebijakan strategis untuk menyelesaikan. Sehingga masalah kesehatan tidak hanya diselesaikan satu sisi, tapi juga dukungan pemerintah.

"Di situ saya belajar, kita pendekatannya yang global. Akhirnya mengambil global health. Kita mau belajar bagaimana mendeliver kesehatan yang dilihat dari banyak sisi," kata pria kelahiran Surabaya, 21 Mei 1998 ini.

Pada program global health delivery di Harvard ia akan tempuh selama 2 tahun. Pada tahun pertama ia menetap di AS belajar ilmu dan dasarnya. Setelah itu, tahun kedua akan kembali ke Indonesia melakukan penelitian kesehatan di Jawa Timur.

"Saya melihat masalah apa yang terjadi di masyarakat, yang bisa dibantu mana? Public policy, kesehatannya, bagaimana manajemennya. Itu saya praktikkan ilmu saya dibuat penelitian, laporan, setelah itu dibawa ke sana, wisuda di sana. Jadi programnya menarik, karena baru boleh diwisuda kalau sudah memberikan dampak," jelasnya.

Setelah studi, anak pertama dari tiga bersaudara ini ingin membawa noncommunicable disease atau penyakit tidak menular, khususnya terkait hipertensi jantung. Karena pada CV yang diajukan ke Harvard, salah satunya berkaitan dengan kebijakan layanan jantung, terutama di tingkat puskesmas.

Usai diterima di Harvard, Fahrizal mendapatkan tawaran untuk mengabdi di FK Unair. Ia pun tak menolak ajakan itu, karena ingin turut memberikan kebijakan kesehatan di masyarakat dan pemerintah berdasarkan bukti.

"Akademisi itu khasnya tidak tersangkut paut banget dengan politik. Kalau setiap tahun kebijakan berubah ya rumit, kalau ada ruang akademisi bisa lebih objektif," ujarnya.

Sementara Wakil Dek FK Unair Dr dr Achmad Chusnu Romdhoni SpTHTBKL Subsp Onk(K) mengaku bangga salah satu alumnusnya diterima di Harvard. Ia yakin Fahrizal mampu mengembangkan potensininternal mengambil langkah baik dan berbeda dengan temen-temannya.

"Biasanya lulus menjadi spesialis, dia mengambil S2 public policy. Mengambil itu karena melihat pada saat COVID kemarin kesulitan harus melakukan apa, ini cita-cita anak bangsa dalam membaktikan dirinya untuk kepentingan sesama. Harapannya bisa kembali ke FK Unair menjadi staff," tandas Chusnu.




(abq/iwd)


Hide Ads