Bikin Bangga, Tenun dan Batik Wedani Tampil Di Ajang IFW 2023

Bikin Bangga, Tenun dan Batik Wedani Tampil Di Ajang IFW 2023

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Sabtu, 25 Feb 2023 10:43 WIB
Ketua Dekranasda Nurul Haromaini Ali Akhmad Yani (Kiri) bersama Riris Ghofir.
Foto: Pemkab Gresik
Jakarta -

Upaya Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Gresik dalam peningkatan perekonomian daerah terus dilakukan. Salah satunya melalui peningkatan dan pemberdayaan para pengrajin dan pelaku usaha, seperti wastra yang ada di Kabupaten Gresik yaitu kain tenun.

Untuk itu, Dekranasda Kabupaten Gresik mengikutsertakan kain tenun dan batik Wedani dalam ajang Indonesia Fashion Show (IFW) 2023 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC). Bertajuk 'Sagara Dari Timur' acara ini diselenggarakan Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) pada 22 hingga 26 Februari 2023.

"Tentunya, kita ingin kain tenun dan batik Wedani tidak hanya dikenal skala nasional, tetapi juga internasional. Karena masih belum banyak orang tau jika di Gresik ini memiliki tenun," kata Ketua Dekranasda, Nurul Haromaini Ali Akhmad Yani, kepada detikJatim, Sabtu (25/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, tenun dan Kain Wedani sudah banyak dipasarkan di luar negeri seperti Malaysia, Brunei, Afrika, Yaman dan Arab Saudi. Dengan adanya IFW yang digelar Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ia berharap produk-produk dari daerah dapat ditransformasi menjadi produk fesyen yang dapat dipasarkan secara nasional dan internasional.

"Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 kali ini diharapkan bisa membawa gairah baru dan menginspirasi pelaku industri fesyen juga UMKM untuk terus berkarya dan mengembangkan kreativitas," tambah Nurul.

ADVERTISEMENT

Dengan potensi wastra yang luar biasa ragamnya, tenun salah satu warisan wastra di Gresik yang usianya cukup tua. Untuk itu ia berkolaborasi dengan desainer yang berpengalaman asli Gresik bernama Riris Ghofir.

"Apalagi kita kolaborasi dengan desainer asli Gresik untuk mengangkat dan mengenalkan Tenun Wedani melalui keikutsertaannya pada ajang IFW ini," jelasnya.

Dengan kolaborasi itu, ia sudah mematenkan tiga motif tenun dan teknik penenunan. Untuk melindungi karya-karya pengrajin tenun ini, ia sudah mendaftarkan hak Kekayaan Intelektual ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) atas motif yang diciptakan tersebut.

"Ketiga motif itu yakni motif Mustamin Liiris, Jelumpatandan dan Tenun Batik Alam Gresik. Motif yang diciptakan, motif-motifnya banyak menggambarkan alam dan kondisi sekelilingnya, seperti laut, ombak, gunung, bunga mustamin, bunga cempaka dan tanaman mangruf," tambah Nurul.

Dengan adanya banyak peran dari Pemkab Gresik dengan melakukan pendampingan hingga pembinaan, pihaknya berharap agar pengrajin yang ada di Desa Wedani bisa menjual hasil sarung tenunnya ini ke Luar Negeri secara mandiri. Dengan demikian, para pengrajin mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.

"Sampai saat ini, beberapa pengrajin telah melakukan ekspor secara mandiri meskipun dalam jumlah yang masih sedikit, bermula dari itu dengan pendampingan yang terus menerus baik oleh Pemerintah Daerah, Klinik Ekspor Bea Cukai dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) maupun Dekranada Kabupaten Gresik hingga Desa Wedani ditetapkan sebagai Desa Devisa di tahun 2021. Dan Desa Wedani menjadi inspirasi Desa-desa lainnya yang memiliki produk-produk orientasi ekspor dapat diusulkan sebagai Desa Devisa selanjutnya," tutup Nurul.

(fhs/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads