Wakil Bupati (Wabup) Blitar Rahmat Santoso siap mendukung rencana pembangunan krematorium pertama di Kabupaten Blitar. Pembangunan krematorium itu akan dilakukan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Blitar.
Krematorium merupakan fasilitas untuk melakukan kremasi atau pengabuan (pembakaran) jenazah. Ini akan menjadi salah satu fasilitas yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi umat agama Hindu maupun Khonghucu.
"Saya diberitahui keluarga besar saya, kalau sudah disiapkan dana untuk membangun Krematorium di Blitar. Kemudian saya sepakat untuk membantu itu," ujar Wabup Rahmat usai menemui PDHI Kabupaten Blitar, Minggu(4/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahmat mengatakan rencana pembangunan krematorium itu akan menggunakan dana dari keluarga besarnya. Sementara untuk lokasi krematorium, PDHU PDHI Kabupaten Blitar sudah menyiapkan tanah.
"Untuk detailnya sedang dalam pembahasan, tapi intinya keluarga besar saya siap membantu biaya pembangunan Krematorium itu. Karena tanahnya sudah ada," terangnya.
Orang nomor dua di Pemkab Blitar itu juga mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah OPD terkait. Termasuk dengan DLH, PTSP dan sebagainya. Hal itu dilakukan untuk mempercepat proses izin pembangunan krematorium.
"Ini (krematorium) kan belum ada di Blitar, jadi saya juga langsung berkoordinasi dengan pihak terkait. Untuk bisa mempermudah pembangunan ini," tegasnya.
Sementara itu, Ketua PHDI Kabupaten Blitar, Lestari mengaku rencana pembangunan krematorium tersebut memang sudah lama diusulkan, namun belum bisa terwujud.
"Karena masih terkendala lokasi dan biaya yang cukup besar," katanya.
PDHI Kabupaten Blitar pun menyambut baik dukungan dari Wabup Blitar dan keluarganya yang akan membiayai pembangunan Krematorium tersebut. Sebab, umat Hindu maupun Khonghucu di Blitar selalu melakukan kremasi di Malang dan Batu.
Terkait lokasi krematorium, Kata Lestari, pihaknya akan menggunakan tanah yang berada di Pura Agung Praba Bhuana di Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
Sedangkan untuk bentuk krematorium, akan mengacu pada Krematorium milik TNI AL Juanda. Yakni dengan fasilitas dua tungku pembakaran, yang mampu melakukan proses pembakaran 8 kali per tungkunya.
"Kalau estimasi biaya pembangunannya berkisar Rp 500 - 700 juta. Itu hitungan kasar tergantung dari kualitas dan fasilitasnya. Yang jelas kalau sudah difungsikan bisa membantu masyarakat umum, tidak hanya umat Hindu saja," jelasnya.
Lestari menambahkan PDHI Kabupaten Blitar akan berkoordinasi lebih lanjut bersama Wabup Blitar. Termasuk mengenai rincian pembiayaan maupun pengelolaan krematorium.
"Nanti akan ada pembahasan lebih lanjut dan rinci dengan Pak Wabup," pungkasnya
(ega/ega)