Yakni Farel Prayoga yang tampil di hadapan Jokowi dan tamu Istana Merdeka saat Upacara di pagi hari. Serta siswi asal Banyuwangi Ayumi Putri Sasaki, paskibraka yang bertugas sebagai pembawa baki di upacara penurunan bendera. Berikut kisah mereka saat tampil di Istana Merdeka.
Farel Prayoga Pukau Tamu Istana Merdeka dengan 'Ojo Dibandingke'
Farel Prayoga langsung menjadi trending topic saat dirinya menyanyikan lagu 'Ojo Dibandingke' di hadapan Presiden Jokowi. Penampilan Farel mampu membuat tamu undangan Istana Merdeka terkesima. Bahkan, para menteri dan Iriana Jokowi ikut bergoyang.
Dilihat dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (11/7/2022), Farel awalnya datang ke depan panggung utama, tempat Jokowi duduk. Dia juga melambaikan tangan kepada para undangan.
Farel langsung berdendang dengan lagu 'Ojo Dibandingke'. Salah satu bagian liriknya kemudian diubah dengan menyebut nama Jokowi.
"Ku berharap engkau mengerti, di hati ini Hanya ada Pak Jokowi," demikian penggalan lirik yang dinyanyikan Farel.
Jokowi sontak tertawa mendengar nyanyian tersebut. Seluruh tamu undangan pun riuh memberi tepuk tangan.
Iriana yang berada di samping Jokowi juga bertepuk tangan dan bergoyang. Tak ketinggalan, para menteri dan pejabat negara juga ikut turun dan berjoget bersama di panggung kecil milik Farel. Seperti Menhan Prabowo dan Menkeu Sri Mulyani.
Setelah nyanyian itu selesai, Farel mendapatkan sambutan meriah. Bahkan, tamu undangan pun meminta Farel untuk bernyanyi sekali lagi.
Siswi Banyuwangi jadi Pembawa Baki saat Upacara Penurunan Bendera
Upacara penurunan bendera merah putih telah dilaksanakan di Istana Merdeka hari ini. Sang pembawa baki adalah siswi asal Banyuwangi, Jawa Timur, Ayumi Putri Sasaki.
Tim detikJatim pernah melakukan wawancara dengan Arumi di Banyuwangi pada Kamis (30/6/2022). Ayumi mengaku tidak menyangka langkahnya bisa sejauh ini. Awalnya, dia mengikuti seleksi paskibraka ini hanya mematok target hingga level provinsi saja.
"Ternyata, setelah seleksi tahap demi tahap dari level sekolah yang saya jalani, akhirnya membawa saya lolos jadi paskibraka nasional. Sungguh tidak menyangka, karena awalnya target cuman di provinsi," kata gadis dengan tinggi badan 169 cm tersebut.
Meski tidak pernah bertugas sebagai paskibraka ini, gadis ini mengaku tertantang saat mendapat info tentang seleksi paskibraka. Menurut dia, seleksi paskibraka yang diikuti ini sangatlah ketat. Tidak hanya tes akademik, namun ketahanan tubuh juga menjadi penilaian utama untuk bisa lolos menjadi paskibraka ini.
"Saya bersyukur karena selama di sekolah taruna ini fisik saya juga tertempa. Sehingga ini menjadi bekal kemarin," ungkapnya.
(hse/dte)