Siapa sangka tongkol jagung yang biasa dibuang setelah biji jagungnya dikupas, bisa diolah menjadi teh herbal menyehatkan. Di tangan santri Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, hal ini bisa diwujudkan.
Teh herbal berbahan tongkol jagung ini juga berpartisipasi di ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2022 Korea. Hasilnya, inovasi teh dari tongkol jagung ini mampu meraup medali.
Ajang perlombaan yang digelar virtual ini diikuti ratusan peserta dari sejumlah negara. Dari Ponpes Zainul Hasan Genggong, ada empat santri dan santriwati yang mewakili Indonesia dalam KIPA (Korea Invention Promotion Association).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Delagasi ini menggaet the second winner dan mendapat medali perak. Keempatnya merupakan siswa MA Model Genggong, yakni Moch Hilu Maulidy dari XII IPA B, M. Ahsan Anwar Shiddiqy dari XII IPA B, Evelyn Dytia Nabila dari kelas X IPA dan Aulia Nazwa Billah kelas X IPA B.
Kepada detikJatim, Moch Hilu Maulidy mengatakan timnya sempat mencoba-coba peruntungan. Namun akhirnya tongkol jagung yang biasa dibuang warga bisa dimanfaatkan untuk kesehatan.
Usai diteliti, ternyata teh herbal dari tongkol jagung ini mengandung karatenoid dan vitamin C. Zat ini sangat bermanfaat bagi tubuh dan bisa menurunkan kolesterol.
"Bersama teman santri dan santriwati di Ponpes Genggong, kita uji coba tongkol jagung terlebih dahulu terkait kandungan tongkol jagung. Ternyata mengandung karatenoid dan vitamin C, selain menyehatkan bagi tubuh kita, ternyata kandungan tongkol jagung dapat menurunkan kadar kolesterol," ujar Maulidy, Senin (24/1/2022).
Hasil inovasi ini membuatnya ingin mengikuti perlombaan internasional. Selain mengasah pengetahuan, dia optimis hasil inovasinya bisa dibuat industri pabrikan. Karena, teh herbal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Selain itu, teh herbal tongkol jagung ini juga bisa membuktikan ke dunia, jika Indonesia kaya akan lahan pertanian dan bisa memberi manfaat untuk masyarakat luas.
Sementara cara membuat teh herbal ini, pertama tongkol jagung ditumbuk hingga sedikit halus. Kemudian, diperhalus lagi dengan peralatan khusus dan memasukannya ke kemasan teh celup. Selanjutnya, dikemas dan diberi label Zea Mays.
"Minuman teh herbal ini tujuannya sangat bermanfaat bagi kesehatan, juga limbah tongkol jagung juga dapat dimanfaatkan menjadi obat pencegahan penyakit jantung koroner," tambah Maulidy.
Sementara itu, Pengasuh Utama Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH. Moh Hasan Mutawakkil Alallah mengungkapkan, keberhasilan empat santri dan santriwati in sangat membanggakan pihak ponpes. Kiai Mutawakkil juga mengapresiasi karya dan berharap para santri terus berkarya membuat inovasi untuk kepentingan umat.
"Medali dari inovasi teh dari tongkol jagung karya santri ini merupakan sebuah prestasi yang sangat luar biasa dan mengharumkan nama Ponpes Zainul Hasan Genggong. Ini prestasi yang sudah kesekian kalinya yang diraih santri berprestasi Ponpes Genggong, dalam ajang perlombaan internasional. Saya apresiasi karyanya, dan sangat bangga sekali, terima kasih kepada para santri dan satriwati," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua MUI Jatim ini.
Kiai Mutawakkil mengatakan teh herbal dari tongkol jagung ini memiliki rasa yang sangat enak dan natural. Apa lagi diminum saat panas atau di musim hujan. Untuk cara menyeduhnya lebih baik tanpa gula. Sementara proses mencelupnya butuh waktu 3 sampai 5 menit.
(hil/fat)