Sebuah video berdurasi 7 detik yang diedit menggunakan artificial intelligence (AI) memicu kegaduhan publik di Bangkalan. Video itu memuat sekelompok perempuan yang memprotes dugaan pencabulan oleh seorang lora atau putra kiai di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Galis.
Kasus ini kemudian melebar, karena kabar yang beredar menyebut dugaan korban lebih dari satu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video dari akun TikTok @gerakanrakyat yang menampilkan sejumlah perempuan memprotes dugaan tindakan asusila di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Galis menjadi viral. Dalam video 7 detik tersebut, para perempuan dengan lantang meminta aparat segera menangkap terduga pelaku yang disebut sebagai seorang lora.
"Segera tangkap lora yang merudapaksa di Galis supaya tidak bertambah korbannya," kata perempuan dalam video yang dilihat detikJatim, Kamis (4/12/2025).
Kasi Humas Polres Bangkalan Ipda Agung Intama membenarkan informasi yang beredar. Ia menyampaikan bahwa polisi telah melakukan pendalaman terhadap dugaan tindakan asusila tersebut.
"Menyikapi informasi yang beredar di masyarakat, pihak Satreskrim Polres Bangkalan maupun Polsek Galis telah mendalami kebenaran dari informasi tersebut," ujarnya.
Agung mengatakan, hingga kini belum ada korban yang melapor langsung ke Polres Bangkalan maupun Polsek Galis. Namun polisi telah berkoordinasi dengan Polda Jatim lantaran salah satu korban sudah melapor ke sana.
"Bahwa saat ini, korban ataupun salah satu korban sudah melapor ke Polda Jatim, namun langkah kita upaya dari Polres Bangkalan berkoordinasi dengan Polda Jatim, agar kasus tersebut bisa selesai dengan tuntas," tandasnya.
Informasi Sudah Beredar Setahun, Diduga Korban Lebih Banyak
Kabar dugaan pencabulan itu ternyata sudah menjadi perbincangan di sekitar pondok sejak setahun terakhir. Seorang warga berinisial SM menyebut jumlah korban yang beredar di masyarakat mencapai sembilan santri putri.
"Informasi ada tindakan pencabulan sudah 1 tahun terakhir. Informasi dugaan aksi tersebut sudah menjadi rahasia umum di masyarakat sekitar namun baru naik ke permukaan saat ini," jelasnya.
SM mengatakan banyak korban yang tidak berani melapor. Hingga saat ini baru satu orang yang membuat laporan resmi. Ia berharap polisi segera menindaklanjuti agar tidak ada korban berikutnya.
"Tentu kami khawatir korban bertambah banyak. Apalagi ini korban rata-rata di bawah umur," tandasnya.
Pihak Ponpes Buka Suara
Dugaan pencabulan ini juga ditanggapi pihak Pondok Pesantren Nurul Karomah. Humas pondok, Mohamad Iwan Sanusi, mengaku pihaknya telah mengetahui kabar tersebut. Ia menyebut terduga pelaku berinisial U, seorang pengajar ngaji nonformal di pondok.
"Beliau sebagai guru ngaji tidak berjadwal, karena bukan muatan formal," katanya, Kamis (4/12/2025).
Iwan menjelaskan kabar pencabulan itu sudah tersebar luas di media sosial sehingga ponpes mengeluarkan klarifikasi tertulis.
"Informasinya yang sudah beredar di media sosial, dan informasinya sudah dilaporkan ke Polda Jatim," jelasnya.
Ponpes juga menegaskan akan bersikap kooperatif.
"Pihak Ponpes menyerahkan prosesnya oknum terduga kepada pihak berwajib dan Ponpes tidak akan menghalang-halangi proses hukum," pungkasnya.
Simak Video "Video: Wanita di Lampung Dilecehkan dan Dianiaya Saat Salat di Masjid"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hil)











































