Ada peran pendana utama dalam pesta seks Siwalan Party yang melibatkan 34 pria di Surabaya pada Sabtu (18/10) malam di salah satu hotel kawasan Ngagel. Para peserta tidak dikenakan pungutan apapun dalam event tersebut.
Pendana tersebut adalah tersangka MR alias A yang merupakan teman dari RK alias A alias DS selaku admin utama.
"Dari hasil pemeriksaan terhadap para tersangka yang pertama kegiatan party seks ini gratis. Jadi tidak ada pungutan biaya sepersenpun," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Edy Herwiyanto, Rabu (22/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun motif pelaksanaan pesta seks ini adalah untuk mencari kesenangan dan sensasi seksual. Kegiatan itu bermula saat tanggal 27 September 2025, di satu acara RK alias A, alias DS menghubungi MR. Ia meminta MR alias A untuk berkenan menjadi pendana di acara yang dilaksanakan di hotel tersebut.
"Saudara MR alias A menyetujui. Kemudian memberikan dana sebesar kurang lebih Rp 1.780.000," beber Edy.
Uang tersebut kemudian digunakan untuk memesan dua kamar hotel dengan connecting door sebagai lokasi pesta seks. Tak hanya itu, MR alias A juga menyerahkan uang sebesar Rp 435.000 untuk membeli obat perangsang sebagai doorprize atau hadiah.
Selanjutnya, RK alias A berperan sebagai admin utama. Ia mengirim informasi terkait event tersebut yaitu berupa event Siwalan Party pada tanggal 18 Oktober 2025 melalui grup WhatsApp bernama Surabaya X-Male 2 yang akan diadakan di hotel wilayah Ngagel Surabaya.
Admin utama juga kemudian membuat flyer untuk mengundang peserta hingga membuat rules atau peraturan dalam event tersebut.
"RK alias A, alias DS juga menunjuk tujuh orang admin pembantu. Mereka sebenarnya saling mengenal karena sudah beberapa kali dilaksanakan event yang sama. Bukan hanya satu kali ini," lanjut Edy.
Para admin kemudian bertugas mencari peserta dan menerima mereka yang akan tergabung dalam event. Admin pembantu juga turut menjemput peserta saat tiba di lobby hotel, menyiapkan game, hingga makanan.
Pada Sabtu (18/10) pesta seks itu diawali dengan registrasi peserta sekitar pukul 18.00-21.00 WIB. Bukan hanya berasal dari Surabaya, ada beberapa peserta yang disebut berasal dari sejumlah kota di dalam maupun di luar Provinsi Jatim. Peserta dalam pesta seks itu ada 25 orang.
"Setelah peserta datang dijemput oleh admin pembantu tadi di lobby kemudian diantarkan naik lift dan masuk ke kamar. Kemudian pada pukul 21.30 mulai dilaksanakan game sebelum dilaksanakan party," tutur Edy.
Para peserta kebanyakan berprofesi sebagai pekerja swasta. Namun ada pula PNS, wiraswasta, hingga mahasiswa yang terlibat. Seluruhnya telah berusia dewasa.
Setibanya di kamar ada dua game yang dimainkan, pertama botol lingkaran. Para peserta diminta membuat lingkaran lalu masuk lalu musik handphone dinyalakan.
"Peserta bergiliran membuka dan menutup botol setelah itu digeser ke peserta lain. Ketika musik berhenti, peserta diberi hukuman berupa melepas baju, berciuman antara peserta satu dengan lainnya," terangnya.
Kemudian game yang kedua dinamai kissing. Di sana peserta diminta berhadapan kemudian melakukan suit gunting batu kertas. Peserta tang kalah diberi hukuman membuka baju sambil telanjang dan yang terakhir dihukum berciuman dengan peserta yang satu dengan lainnya.
Setelah sesi game selesai, barulah peserta melakukan acara puncaknya pada pukul 22.00 WIB. Mereka berpindah dari kamar yang satu ke kamar yang lainnya yang terhubung lewat connecting door.
Mereka lalu melepas seluruh baju dan celana hingga telanjang. Bagi peserta yang merasa bottom akan dipakaikan tanda pengenal berupa gelang fosfor untuk membedakan.
"Pada pukul 23.00 WIB saat mereka melakukan pesta seks itulah petugas datang kemudian mengetuk pintu kamar dan melakukan penggerebekan," kata Edy.
Dengan demikian, total ada 34 pria yang diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka sesuai perannya masing-masing.
"Satu terdiri dari pendana, satu admin utama, 7 admin pembantu, dan 25 sebagai peserta sehingga total 34 yang diamankan," pungkas Edy.