Eks dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin alias Yai Mim, tak kuasa menahan tangis saat mengetahui video pribadinya bersama sang istri tersebar ke publik. Ia mengaku baru mengetahui hal itu ketika diperlihatkan langsung oleh Inspektorat Jenderal (Irjen) Kementerian Agama (Kemenag) saat pemeriksaan internal.
Yai Mim menegaskan dirinya tidak pernah menyebarkan video tersebut dan justru menjadi korban kebocoran data. Ia menduga ponselnya yang sempat berpindah tangan ke tetangganya Nurul Sahara menjadi sumber bocornya video pribadi itu.
Kasus antara Yai Mim dengan Sahara terus berlanjut. Setelah tudingan pelecehan mencuat, kini publik dihadapkan pada babak baru soal tersebarnya video pribadi yang menyeret nama Yai Mim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaan besar pun muncul, siapa sebenarnya yang berada di balik penyebaran video tersebut? Benarkah Yai Mim menjadi korban kebocoran data, atau ada pihak lain yang bermain di balik layar?
Dalam pernyataannya, Yai Mim membantah keras telah menyebarkan video pribadinya kepada siapapun. Ia menegaskan dirinya justru menjadi korban dari kebocoran data pribadi.
"Kalaupun ada gambar yang tersebar, itu bukan saya. Tapi ada orang yang sengaja membuka hp saya," kata Yai Mim usai mendampingi pemeriksaan pengaduan istrinya Rosida Vegnesvari di Polresta Malang Kota, Selasa (14/10/2025).
Yai Mim menjelaskan kronologi awal ketika ia mengetahui bahwa video pribadinya bisa tersebar. Ia menceritakan bahwa video itu pertama kali diperlihatkan kepadanya saat pemeriksaan internal di Kementerian Agama.
"Saya kan diperiksa (Irjen Kemenag) dalam kasus Sahara ini. Terkait berbagai hal, termasuk penyebaran video pribadi saya. Itu dianggap tidak sopan dan sebagainya, karena saya ini kan pegawai negeri," ungkap Yai Mim.
Momen itu disebut membuatnya sangat terpukul. Ia mengaku menangis ketika ditunjukkan video pribadinya bersama sang istri oleh pihak Irjen Kemenag.
"Tidak pernah menyebarkan ke siapapun. Saya kaget saat ditunjukkan video saya dengan istri, nangis saya," katanya.
Lebih lanjut, Yai Mim menyebut bahwa ponselnya kerap dibawa dan diperbaiki oleh Sahara. Ia menduga video tersebut bocor ketika ponselnya berada di tangan Sahara atau orang terdekatnya.
"Bahkan, satu hp pernah dibawa sampai lebih dari satu hari, 10 hari, 20 hari lebih. Dibawa ke Madura oleh anak Mbak Sahara," ujarnya.
Dari dugaan itu, muncul kemungkinan bahwa penyebaran video terjadi saat ponselnya berpindah tangan. Namun, pihak Sahara membantah tudingan tersebut.
Kuasa hukum Sahara, M Zakki, menyebut pernyataan Yai Mim tidak lebih dari alasan pembelaan. Ia menegaskan sudah ada sejumlah bukti yang diamankan terkait penyebaran video itu.
"Tapi kan ada fakta penunjang. Semuanya sudah kami amankan. Karena banyak orang yang dikirimin video itu," katanya.
Zakki juga memberi sinyal akan muncul laporan baru yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran UU Pornografi.
"Semuanya (bukti) sudah kami amankan. Kemungkinan besok atau lusa ada laporan baru (pornografi), tapi bukan kami," tandasnya.
Pernyataan itu memperlihatkan bahwa konflik antara Sahara dan Yai Mim tak berhenti di isu dugaan pelecehan. Perseteruan keduanya bisa berkembang menjadi persoalan hukum baru jika laporan tambahan benar dilayangkan.
Sebelumnya, pihak Sahara telah melaporkan dugaan pelecehan yang dilakukan Yai Mim. Kini, isu baru tentang penyebaran video pribadi kembali menyeruak dan memperkeruh situasi.
Kuasa hukum Sahara mengklaim telah mengamankan bukti-bukti yang berkaitan dengan penyebaran video tersebut. Namun, hingga kini belum ada keterangan resmi dari kepolisian soal laporan tambahan yang dimaksud.
Sementara itu, Yai Mim tetap berpegang pada pendiriannya bahwa dirinya bukan penyebar video, melainkan korban dari kebocoran data ketika ponselnya diperbaiki oleh Sahara.
Simak Video "Video: Yai Mim Bawa Bukti Baru Laporkan Sahara atas Persekusi-Penistaan Agama"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hil)