Kasus pembunuhan tragis menimpa seorang wanita driver ojek online (ojol) asal Sidoarjo berinisial SAC (30), yang jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan di tepi jalan wilayah Kedamean, Gresik. Jenazah korban terbungkus kardus dan plastik, diikat dengan tali rafia, dan ditemukan warga pada Minggu pagi (27/7/2025) saat mencari rumput.
Sehari setelah penemuan mayat tersebut, polisi menangkap pelaku yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan. Pria berinisial SR (36), warga asal Sidoarjo yang kini tinggal di Menganti, Gresik, diringkus di rumah kontrakannya di kawasan Menganti.
"Pelaku diamankan di rumah kontrakannya daerah Menganti," ungkap Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mehenu, Senin (28/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berawal dari Janji Jadi PNS
Dari hasil pemeriksaan, SR mengaku tega menghabisi nyawa SAC karena merasa dikhianati. Ia mengungkapkan bahwa SAC sempat menjanjikannya untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan syarat membayar uang sebesar Rp 5 juta. Penawaran itu disampaikan SAC kepada SR sekitar tahun 2023, dua tahun setelah mereka saling mengenal sejak 2021.
"Korban menawarkan pelaku untuk menjadi PNS, sehingga pelaku memberikan uang kepada korban sebesar Rp 5 juta," jelas Rovan.
Namun hingga bertahun-tahun kemudian, janji tersebut tak pernah terwujud. SR beberapa kali menagih kejelasan dan menuntut agar uangnya dikembalikan, namun menurut pengakuannya, korban hanya memberikan janji bahwa uangnya masih akan diusahakan.
"Karena tidak masuk PNS, pelaku meminta uangnya kembali. Namun korban beralasan masih diusahakan," tambah Rovan.
Dipancing dengan Janji Freelance
Rasa sakit hati dan kekecewaan yang mendalam akhirnya membuat SR merancang rencana jahat. Ia mengundang SAC ke tempat fotokopinya dengan alasan menawarkan pekerjaan sampingan (freelance). Korban yang tidak curiga kemudian datang menemui SR.
"Namun saat di lokasi kejadian, pelaku membunuh korban," tutur Kapolres Gresik itu.
Hasil Autopsi: Kekerasan di Kepala dan Dugaan Pelecehan
Hasil autopsi dari RSUD Ibnu Sina menunjukkan bahwa SAC meninggal akibat kekerasan benda tumpul di kepala. Terdapat delapan luka robek di bagian kepala korban, berukuran antara 2 hingga 6,5 cm. Pendarahan ditemukan di puncak kepala hingga bagian belakang, yang menunjukkan adanya trauma berat.
"Ada sejumlah luka di bagian kepala. Yang paling parah ada pendarahan di puncak kepala hingga bagian belakang kepalanya," kata Rovan.
Selain luka di kepala, korban juga mengalami lebam di dada kiri dan punggung, memar di bibir bagian dalam, serta luka lecet di leher dan tangan yang diduga terjadi saat korban berusaha melawan.
"Autopsi bagian dalam memperkuat dugaan kekerasan fisik, dengan ditemukannya perdarahan di bawah selaput otak dan selaput laba-laba, serta resapan darah di area kepala yang berpotensi menyebabkan kematian akibat trauma berat," ujar Rovan.
Lebih lanjut, dokter forensik juga menemukan cairan putih yang diduga sperma di alat kelamin korban. Pemeriksaan lanjutan akan dilakukan untuk memastikan temuan tersebut.
"Ditemukan cairan putih di alat kelamin. Sehingga kami akan lakukan pemeriksaan lanjutan pada organ dalam, vagina dan kuku jari," lanjut Rovan.
Pemeriksaan juga menunjukkan adanya luka robek lama pada selaput dara, namun tidak ditemukan luka baru.
Pemakaman Korban Diselimuti Duka
Usai proses autopsi, jenazah SAC dipulangkan ke rumah duka di Sekardangan, Sidoarjo, dan dimakamkan. Suasana haru menyelimuti pemakaman, terutama saat ibu korban menangis saat menyambut kedatangan jenazah anaknya.
(auh/hil)