Suasana sore di Terminal Arjosari, Kota Malang mendadak berubah mencekam. Kamis (26/6) pukul 18.37 WIB, suara gaduh dan teriakan menggema di jalur keberangkatan bus. Di antara kerumunan, seorang pria tampak bersimbah darah, tubuhnya terhuyung, wajahnya penuh luka.
Pria itu sempat sadar, tapi darah yang mengucur dari kepala dan wajahnya membuat situasi semakin panik. Beberapa orang berusaha menolong, sementara sebagian pengunjung hanya bisa menyaksikan. Tak lama kemudian, peristiwa ini terungkap sebagai pengeroyokan brutal terhadap seorang anggota TNI Angkatan Laut.
Berikut deretan fakta yang berhasil dihimpun:
1. Korban Ditemukan Bersimbah Darah
Insiden mengerikan ini terjadi saat terminal masih cukup ramai. Seorang saksi mata bernama LE melihat langsung korban dalam kondisi bersimbah darah di tengah terminal. Meski luka parah, korban masih dalam kondisi sadar dan sempat meminta pertolongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya saat itu di tengah terminal, lalu terdengar keributan. Saat saya dekati, korban sudah berlumuran darah di bagian kepala, tapi masih sadar," ujar LE, pria yang sempat menolong korban.
LE kemudian memapah korban ke ruang tunggu sambil menghubungi ambulans. Sayangnya, sebelum bantuan medis tiba, korban sempat kehilangan kesadaran.
2. Bermula dari Cekcok, Berakhir Pengeroyokan Brutal
Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati mengungkapkan, kejadian bermula dari cekcok antara korban dengan salah satu pelaku. Situasi yang awalnya hanya adu mulut itu berubah menjadi keributan hebat saat beberapa orang lainnya ikut menyerang.
"Informasi yang saya terima memang berawal dari cekcok pribadi. Kemudian, beberapa orang datang dan langsung melakukan pengeroyokan," kata Mega.
Bentrok berlangsung cepat, bahkan beberapa kru bus sempat berusaha melerai namun gagal karena para pelaku bertindak sangat agresif.
3. Korban Alami Luka Berat di Kepala dan Wajah
Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka cukup serius. Bagian kepala dan wajahnya dipenuhi luka terbuka, mata bengkak, dan lebam di beberapa titik. Darah mengucur deras dari kepalanya sebelum akhirnya dievakuasi oleh petugas medis.
"Korban dikeroyok oleh sekitar lima sampai enam orang. Dugaan sementara, para pelaku merupakan juru panggil penumpang," tuturnya.
Kondisi korban langsung dilarikan ke RSUD Saiful Anwar untuk mendapat perawatan intensif setelah sebelumnya sempat tak sadarkan diri di ruang tunggu terminal.
4. Pelaku Diduga Para Juru Panggil Penumpang Terminal
Mega menyebutkan bahwa para pelaku diduga adalah juru panggil penumpang atau jupang yang biasa berkeliaran di Terminal Arjosari. Beberapa di antaranya bekerja resmi di perusahaan otobus, sementara sebagian besar lainnya bekerja secara liar.
"Dugaan sementara, para pelaku merupakan juru panggil penumpang," tegas Mega.
Pengeroyokan diduga dipicu oleh perselisihan kecil yang dengan cepat membesar akibat campur tangan kelompok jupang lain yang ikut menyerang korban secara brutal.
5. Tiga Pelaku Ditangkap, Motif Masih Diselidiki
Pihak kepolisian bersama Pomal TNI AL langsung bergerak cepat pasca-kejadian. Tiga orang pelaku telah diamankan, sementara sisanya masih dalam pengejaran. Hingga kini, motif pasti di balik pengeroyokan tersebut belum diungkap ke publik.
"Saat ini petugas sedang mendalami korban dan keluarga. Perkembangan akan kami sampaikan kembali," kata Mega.
Peristiwa ini menambah daftar kelam kasus kekerasan di ruang publik Kota Malang. Warga dan pihak terminal diimbau lebih waspada, khususnya terhadap potensi bentrok antar-penumpang atau petugas terminal.
(irb/hil)