Fakta mengejutkan terungkap setelah polisi melakukan autopsi terhadap jasad seorang ayah tiri korban penganiayaan di Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi. Awalnya, korban diduga tewas akibat dianiaya dengan bambu dan batu, korban ternyata meninggal karena tembakan senapan angin.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (25/6/2025) sekitar pukul 04.00 WIB. DK (23), sang anak tiri, nekat menghabisi nyawa ayahnya, SA (32 lantaran emosi melihat sang ibu terus mendapatkan kekerasan.
Hasil autopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan mengungkap adanya proyektil senapan angin kaliber 4,5 mm bersarang di kepala korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari hasil pemeriksaan pelaku dan istri korban kami memutuskan untuk segera dilakukan autopsi terhadap korban dan di situ ditemukan selain luka yang diakibatkan dipukul dengan benda tumpul oleh pelaku, di kepala korban juga ditemukan proyektil peluru ini di bagian kepala sisi kiri dekat ubun-ubun itu ada di dalam kepala," terang Kapolresta Banyuwangi Kombes Rama Samtama Putra, Jumat (27/6/2025).
Berdasarkan temuan tersebut, polisi melakukan interogasi ulang kepada pelaku.
"Kami lakukan interogasi ulang dan pelaku mengakui bahwa perbuatan menganiaya korban sebagai bapak tirinya ini selain memukul juga melakukan penembakan di bagian kepala," lanjut Rama.
Senjata senapan angin yang digunakan pelaku pun telah diamankan dan akan diperiksa di laboratorium forensik.
"Senjata senapan angin sudah kita sita untuk kemudian kita lakukan pemeriksaan di laboratorium forensik untuk uji balistik sementara pemeriksaan lainnya sedang berlanjut dan dalam waktu dekat akan kami lakukan pra rekonstruksi," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, DK menganiaya ayah tirinya lantaran dendam melihat sang ibu sering diperlakukan kasar. Selain karena kekerasan, masalah ekonomi dan utang menjadi pemicu utama pertikaian di keluarga tersebut.
"Sebelum penganiayaan terjadi, korban dan tersangka sudah sering bertikai. Penyebabnya masalah ekonomi dan utang. Menurut keterangan tersangka, sejak dinikahi ayah tirinya, ibu kandungnya sering mendapatkan kekerasan," terang Kapolsek Kalibaru, AKP Achmad Junaedi menjelaskan, Kamis (26/6/2025).
Puncak emosi DK terjadi saat korban diduga mengucapkan kata-kata yang sangat menyinggung. "Korban sempat bilang ke tersangka, 'kalau tidak punya uang, tawarkan saja ibumu ke orang lain'," lanjut Junaedi.
Perkataan itulah yang memicu amarah DK. Ia langsung memukul korban, membenturkan kepala korban ke batu besar di belakang rumah, lalu memukulkan bambu ke kepala korban.
"Tersangka juga memukulkan bambu ke kepala korban yang menyebabkan korban tidak sadarkan diri," tutur Junaedi.
Peristiwa tersebut disaksikan sejumlah tetangga yang segera melapor ke kepala dusun. "Pak Kasun kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Kalibaru," ujarnya.
Polisi yang datang ke lokasi langsung mengamankan tersangka dan membawanya ke kantor polisi.
"Setelah dilakukan interogasi, terduga pelaku mengakui bahwa memang dia yang melakukan penganiayaan terhadap korban," tutur Junaedi.
Korban sempat dilarikan ke RSUD Blambangan dan menjalani perawatan intensif di ruang ICU selama 24 jam sebelum akhirnya meninggal dunia. "Korban meninggal dunia di rumah sakit," pungkas Junaedi.
(erm/hil)