AA diketahui lapor ke Polrestabes Surabaya pada Selasa (27/5) sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu AA lapor ke lantai 2 gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).
Di sana, ia kemudian bertemu dengan seorang petugas. Namun, AA disuruh print dan mengetik kronologi laporannya sendiri.
"Disuruh fotocopy sama print sendiri, kemudian diminta kembali lagi menyerahkan, petugasnya tidak mau mengetik kronologinya. Saya hanya diberi contoh untuk mengetik dan print sendiri," kata AA, Rabu (27/5/2025).
AA mengaku telah menyampaikan bahwa dirinya korban penipuan belanja online. Ia lantas mengetik laporan tersebut.
"Saya kan naik pertama ditanya keperluan apa lalu saya bilang penipuan online, kemudian tanya kerugiannya berapa dan saya jawab Rp 1,8 juta, lalu tanya tujuan laporan apa dan saya jawab biar tidak ada korban lagi. Kemudian saya disuruh foto bukti pengaduan yang harus diketik formatnya seperti apa kemudian isinya diketik sendiri," jelasnya.
AA lantas berusaha mencari tempat fotokopi dan print ke sejumlah titik. Di antaranya ke kawasan Alun-alun Contong, Semampir, hingga beberapa kawasan lain di Surabaya Utara.
Setelah 2 jam, ia kembali ke kantor polisi yang berada di Jalan Sikatan Surabaya itu. Sesampainya di lokasi, ia kembali menunjukkan fotokopi dan beberapa berkas penunjang lainnya yang dibutuhkan. Namun, tidak dengan print out sesuai yang diminta oleh petugas lantaran tak menemukan komputer atau laptop.
"Saya cuma nemu fotokopi saja, tidak ada komputer. Ini tadi naik tapi diminta kembali besok lagi, ya ditunda. Padahal, saya sudah meluangkan waktu dan menitipkan anak bayi yang masih 2 bulan ke ibu saya," jelas AA.
AA menegaskan dirinya datang bukan tak membawa apa-apa. Melainkan telah menunjukkan tangkapan layar percakapan hingga bukti transfer pembelian piama.
"Saya bawa bukti transfer, lalu screenshot kata-kata yang tidak mengenakan saya, lalu mereka itu lempar tanggungjawab, saya kumpulkan bukti dari banyak nomor dan banyak korban," paparnya.
AA menegaskan kedatangannya juga hendak memberikan petunjuk pada polisi. Sebab, ia menyebut korban penipuan yang diduga Lisa Marian tak hanya dirinya saja.
"Setelah itu saya inisiatif chat dan tanya orang-orang lain yang order, ternyata punya mereka banyak yang tidak dikirim juga, ada yang Rp 700 ribu dan lain sebagainya. Tadi ada yang DM korbannya Lisa juga bilangnya sudah sejak 11 Mei sampai sekarang belum datang," ungkapnya.
AA berharap, polisi bisa segera menindaklanjuti kasus itu. Serta tak ada korban lagi yang dirugikan dengan ulah terlapor.
"Harapannya, ya maksudnya diproses biar tidak ada korbannya lagi, buat efek jera, cari lah duit halal, kalau memang tidak ada barangnya ya jangan open order. Saya korban dan alami kerugian, lalu di situ terlihat jelas terlapor publik figur ya, jangan sampai ada korban lagi lah," tutupnya.
Sebelumnya, AA (27) mengaku menjadi korban penipuan Lisa Mariana. Ia tertipu saat membeli baju tidur atau piama. Akibatnya, ia mengalami kerugian Rp 1,8 juta.
AA menyebut telah mentransfer uang untuk membeli 6 item yang terdiri dari 5 piama dan 1 tas makeup di Lisa Mariana, namun barang tak kunjung dikirim. Bahkan, kontaknya diblokir.
(dpe/abq)