Sebanyak lima pemuda yang diduga berasal dari salah satu perguruan silat di Sidoarjo mengeroyok dua pelajar hingga merampas handphone dan dompet korban. Aksi kekerasan itu dipicu karena pembelian kaus bergambar simbol yang dianggap merendahkan perguruan mereka.
Waka Polresta Sidoarjo AKBP I Made Bayu Sutha Sartana mengatakan, pengeroyokan terjadi di dua lokasi berbeda, yakni di Fly Over Masangan Wetan, Kecamatan Sukodono, dan depan Apotek Dede Farma, Jalan Raya Dungus, Sukodono.
"Peristiwa terjadi pada Jumat (18/4/2025) sekitar pukul 20.30 WIB, dan berlanjut Sabtu dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Korban adalah dua pelajar berinisial AA (20), dan MA (16)," kata I Made Bayu kepada wartawan, Kamis (15/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
I Made Bayu menjelaskan, aksi bermula dari transaksi pembelian kaus perguruan silat melalui Instagram dengan metode pembayaran COD (cash on delivery). Kaus berwarna hitam itu bergambar dua jari ke bawah, yang dianggap menghina salah satu perguruan silat besar.
"Pelaku EA melakukan COD dengan korban. Setelah bertemu, pelaku mengajak teman-temannya yang berjumlah sekitar 11 orang untuk mengeroyok korban di lokasi," jelas I Made Bayu.
Tak hanya menganiaya, para pelaku juga merampas dompet dan handphone Oppo milik korban. Usai kejadian di Fly Over, sebagian pelaku melakukan konvoi dan kembali mengeroyok pelajar lain di depan Apotek Dede Farma.
Kelima pelaku yang sudah diamankan polisi, yakni DF (18), EA (19), DRI (18), MHS (18), dan DAS (20), seluruhnya berstatus pelajar. Barang bukti yang diamankan berupa satu potong hoodie hitam, satu dompet hitam, dan satu handphone Oppo biru.
"Modus mereka memang mengarah pada pengeroyokan yang berujung pencurian dengan kekerasan. Motif utamanya adalah balas dendam karena simbol pada kaus tersebut dianggap menghina perguruan mereka," terang I Made Bayu.
Atas perbuatannya, kelima pelaku dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan atau Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. Mereka terancam hukuman maksimal lima tahun penjara.
Polresta Sidoarjo juga mengimbau masyarakat, terutama generasi muda, untuk tidak mudah terprovokasi dan mengedepankan penyelesaian masalah secara damai, tanpa kekerasan.
(auh/irb)