Pengakuan Pelatih Futsal Banting Siswa MI Saat Diperiksa Polisi

Pengakuan Pelatih Futsal Banting Siswa MI Saat Diperiksa Polisi

Aprilia Devi - detikJatim
Selasa, 29 Apr 2025 20:23 WIB
Kanit PPA Polrestabes Surabaya Iptu Eddie Octavianus Mamoto.
Kanit PPA Polrestabes Surabaya Iptu Eddie Octavianus Mamoto. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Polisi telah memeriksa BAZ (33) pelatih futsal SDN Simolawang yang melakukan tindak kekerasan pada siswa MI Al Hidayah berinisial BAI (11). BAZ diperiksa hari ini bersama 6 orang saksi lainnya.

Kanit PPA Polrestabes Surabaya Iptu Eddie Octavianus Mamoto mengungkapkan motif atau tujuan pelatih itu adalah untuk menarik korban saat selebrasi kemenangan usai pertandingan semifinal futsal.

Sebab saat itu korban dianggap telah melakukan selebrasi secara berlebihan. Kepada polisi BAZ mengaku bahwa dirinya tidak ada maksud untuk melakukan tindak kekerasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pihak terlapor memang sudah diambil keterangan juga. Tujuannya (BAZ) sebenarnya untuk menarik karena korban saat melakukan itu ketika dia selebrasi terlalu bergembira sehingga selebrasinya pas di depan lawan main," ujar Eddie di Polrestabes Surabaya, Selasa (29/4/2025).

Eddie melanjutkan dalam insiden tersebut, BAZ menarik korban terlalu kencang sehingga terpental ke lapangan.

ADVERTISEMENT

"Jadi datang untuk menarik tapi memang sudah terlalu keras nariknya sehingga anak itu kelihatan seperti di video kayak dibanting, terpental lah seperti itu," lanjutnya.

Sehingga dari hasil pemeriksaan medis awal yang dilakukan pada korban, ia didiagnosis mengalami cedera retak tulang ekor.

Korban pun telah menjalani pemeriksaan lanjutan oleh dokter orthopedi untuk memastikan diagnosis cedera yang terjadi di tubuhnya.

"Kalau untuk hasil pemeriksaan kami sudah melakukan pemeriksaan visum, baik secara fisik dan rontgen, dan untuk rontgennya kemarin saya mendengar bahwa ada retak tulang ya," jelas Eddie.

Terakhir, Kanit PPA itu menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir segala bentuk tindak kekerasan pada anak.

"Kami mengimbau kepada warga Kota Surabaya entah di bidang pendidikan di manapun, kekerasan terhadap anak itu tidak diperbolehkan, atau sama-sama lah. Anak itu anak kita semua, mari kita jaga mereka, mari kita beri layanan terbaik, pendidikan terbaik," pungkasnya.

Sebelumnya, pemain futsal dari MI Al Hidayah BAI (11) menjadi korban kekerasan oleh pelatih futsal tim lawannya yakni BAZ (33) dari SDN Simolawang usai pertandingan semi final futsal di SMP Labschool Surabaya pada Minggu (27/4).

Pelaku membanting korban ke lapangan saat tengah melakukan selebrasi setelah berhasil memperoleh kemenangan dengan skor 4-2 dalam pertandingan futsal tingkat SD/MI se Surabaya itu.

Polisi pun tengah melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Hingga hari ini, polisi sudah memeriksa total tujuh orang. Mereka termasuk korban, orang tua korban, kakak korban, pelatih SDN Simolawang selaku terlapor, hingga siswa-siswa yang ikut bertanding.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads